Selasa 19 May 2015 02:28 WIB
Muslim Rohingya

Kader Demokrat: Tindakan ASEAN kepada Rohingya Memalukan

Seorang warga (kanan) menangis melepas pemindahan Husain (kiri) salah seorang anak imigran etnis Rohingya, Myanmar pada proses pemindahan dari penampungan sementara, Pangkalan Susu, Langkat, Sumatera Utara, Senin (18/5).
Foto: Antara/Irsan Mulyad
Seorang warga (kanan) menangis melepas pemindahan Husain (kiri) salah seorang anak imigran etnis Rohingya, Myanmar pada proses pemindahan dari penampungan sementara, Pangkalan Susu, Langkat, Sumatera Utara, Senin (18/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah kader Partai Demokrat menilai tindakan negara-negara ASEAN terhadap etnis Rohingya dengan menolak para pengungsi jauh dari rasa kemanusiaan. Kader menilai ASEAN harus diingatkan soal kepedulian sesama manusia.

"Sikap diam dan cuci tangan negeri-negeri ASEAN ini sungguh memalukan bagi negara-negara ASEAN itu sendiri. Padahal mereka menyebut dirinya menjunjung tinggi kemanusiaan," kata salah satu kader Partai Demokrat Imelda Sari di Jakarta, Senin (18/5).

Lebih lanjut, Imelda mengatakan negara-negara ASEAN yang berbatasan dengan Laut Andaman terutama Thailand, Malaysia dan Indonesia, tidak boleh berpangku tangan dalam menghadapi krisis Rohingya. "Justru pada momen-momen kritis seperti inilah mestinya ASEAN menunjukkan peran aktifnya. Karenanya Indonesia sebagai negara besar di Asia Tenggara harus mengambil langkah lebih dahulu karena ini sudah mendesak," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan kader Partai Demokrat lainnya Didi Irawadi yang mengatakan pemerintah harus bertindak proaktif. Kasus imigran Rohingya adalah masalah kemanusiaan.

"Lebih dari 500 orang meninggal sia-sia di laut, ada wanita hamil juga. Indonesia hrs buktikan, sebagai negara besar di Asia Tenggara," katanya.

Ditemui di tempat yang sama, Kader Demokrat lainnya Iwan Djalal menambahkan Konvensi PBB mengharuskan setiap negara yang kedatangan pengungsi dari negara lain untuk memberikan penampungan sementara. Penampungan dilakukan hingga negara tujuan dapat menerima mereka kembali.

"Mau tidak mau, itu risiko yang harus diambil. Kewajiban kita sebagai manusia dan warga dunia, untuk menampung pengungsi saat memasuki wilayah Indonesia," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement