Senin 18 May 2015 18:59 WIB
Kontroversi Nada Alquran

Antropolog: Lebih Penting Esensi

Rep: c36/ Red: Agung Sasongko
Anak Belajar Mengaji dan membaca Alquran (ilustrasi).
Foto: Republika/Musiron
Anak Belajar Mengaji dan membaca Alquran (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Antropolog dari Universitas Indonesia, Irwan Martua Hidayana, menilai pembacaan Alquran menggunakan langgam Jawa sebagai bentuk keragaman ekspresi beragama di Indonesia. Ragam ekspresi beragama perlu diapresiasi secara positif sebagai bagian dari keragaman masyarakat Indonesia.

“Dalam proses persebaran agama, baik di Indonesia maupun daerah lain di dunia, selalu terjadi persinggungan dengan budaya lokal. Persinggungan semacam ini penting  agar agama lebih mudah diterima masyarakat. Membaca Alquran menggunakan langgam Jawa merupakan bentuk persinggungan itu,”  ujar Irwan saat dihubungi ROL, Senin (18/5).

Khusus di Indonesia, lanjut dia, persinggungan yang terjadi antara Islam dengan budaya lokal lebih majemuk. Dia mencontohkan ragam ekspresi keagamaan yang ada di Aceh, Minangkabau, Jawa maupun di wilayah Timur Indonesia.

“Kalau di Jawa Islam berpadu dengan seni, di Aceh dan Minangkabau pun demikian. Tetapi bentuk seninya berlainan. Di sana lebih mengarah ke tradisi lisan, seperti pantun yang berisi nilai-nilai agama,” tambahnya.

Meski majemuk, menurutnya masyarakat Indonesia tetap memegang esensi dari ajaran Islam. Itu dibuktikan dengan kuatnya Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia.

“Yang justru lebih penting adalah esensi dari ajaran agama itu sendiri. Keragaman tidak bisa ditolak sebab kita harus mengakui sejarah persebaran agama di Indonesia  tidak bisa dilepaskan dari keragaman masyarakat, “ imbuhnya.

Baru-baru ini, salah satu stasiun televisi milik negara menanyangkan pembacaan Alquran dengan langgam Jawa.  Menteri Agama (Menag), Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi hal itu dengan menyebutnya sebagai bentuk kekayaan ragam bacaan Alquran khas Nusantara. Meski begitu, tetap ada pro dan kontra dari berbagai kalangan Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement