Ahad 17 May 2015 20:15 WIB

Pedagang Pasar Lembang Terpaksa Berdagang di Jalan

Rep: c12/ Red: Bilal Ramadhan
 Bagian dalam pasar Lembang, Kabupaten Bandung Barat masih membara, Jumat (15/5).   (Republika/Edi Yusuf)
Bagian dalam pasar Lembang, Kabupaten Bandung Barat masih membara, Jumat (15/5). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- Para pedagang Pasar Panorama Lembang yang terkena imbas dari peristiwa kebakaran pada Kamis (14/5) di pasar tersebut, melakukan aktivitas jual-belinya di Jalan Kayuambon dan Jalan Lapang Gunungsari yang tak jauh dari pasar.

Salah seorang pedagang sembako di Jalan Kayuambon, Dayat, mengaku tetap ingin berdagang meski Pasar Panorama Lembang telah hangus terbakar. Karena itu, ia dan beberapa rekan pedagang lainnya memilih untuk berdagang di pinggir jalan tersebut.

"Mau gimana lagi, ya sudah kita berdagang di sini saja," tutur dia, Ahad (17/5).

Dayat menambahkan, pemerintah seharusnya memberikan lokasi sementara untuk para pedagang. Sebab, ia mengakui, banyaknya pedagang di pinggir jalan telah menimbulkan kemacetan jalan tersebut.

Ia mengaku sudah mendengar adanya wacana relokasi pedagang Pasar Panorama Lembang ke lapangan Pacuan Kuda di Desa Kayuambon. Namun, rencana tersebut, kata dia, harus segera dilakukan agar para pedagang bisa berdagang lagi. "Sekarang masih banyak pedagag yang nganggur enggak dagang," kata dia.

Menurut pedagang lain, Usep, di lapangan Pacuan Kuda itu, belum ada fasilitas maupun sarana pendukung untuk aktivitas perdagangan. Selain itu, kata dia, lokasi lapangan Pacuan Kuda itu kurang strategis karena letaknya yang di dalam. Menurut dia, relokasi lebih baik di Lapangan Bintang Mentari di Desa Lembang.

Namun, lanjut dia, relokasi tersebut tetap akan menyulitkan para pedagang untuk balik modal. Sebab, kerugian akibat kebakaran tersebut memang terbilang cukup besar. Banyaknya pedagang di pinggir Jalan Kayuambon dan Jalan Lapang Gunungsari mengakibatkan kemacetan yang cukup parah. Ruas jalan tersebut menjadi sempit sehingga kendaraan melewati jalan dengan lamban.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement