REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta meminta pemerintah daerah menggencarkan promosi kerajinan lokal dari pelaku usaha kecil menengah baik di pasar mancanegara serta dalam negeri dengan metode yang lebih kreatif.
"Kami berharap pemerintah bersedia mempromosikan kerajinan yang dihasilkan para pengusaha kecil di Yogyakarta dengan cara-cara yang baru," kata wakil ketua III Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Wawan Harmawan di Yogyakarta, Ahad (17/5).
Menurut dia, promosi dengan cara baru dan lebih kreatif perlu dilakukan pemerintah dengan memanfaatkan setiap event internasional. Pemasaran produk kerajinan hanya dengan memajang di stan-stan tanpa dilengkapi dengan daya tarik yang menarik, juga merupakan cara konvensional yang perlu ditinggalkan.
"Selain itu cara baru yang lain adalah dengan menggencarkan promosi melalui 'website' khusus," kata dia.
Sementara itu, dia mengatakan para produsen kerajinan di DIY juga harus memiliki orientasi ekspor yang lebih kuat dalam setiap memproduksi barang dagangannya. Bukan hanya berorientasi pada pasar lokal saja, namun juga pasar mancanegara. Dengan demikian, kata dia, selain meningkatkan upaya promosi, Pemda DIY juga perlu mendorong para perajin dengan memanfaatkan balai latihan kerja (BLK) guna memberikan pelatihan kepada UKM untuk mengetahui standar pasar internasional.
"Kami berharap nanti memang bisa berjenjang. Dari yang tadinya bergerak di sektor mikro saja, selanjutnya juga mampu melakukan ekspor," kata dia.
Sementara itu, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) DIY Henry Ardiyanto mengatakan selain persoalan promosi, kemudahan perizinan ekspor juga perlu menjadi agenda prioritas pemerintah saat ini. Menurut dia, masih sulitnya perizinan ekspor mengakibatkan penguatan dolar AS beberapa waktu lalu tidak banyak dimanfaatkan oleh para pelaku usaha kerajinan di DIY.
"Ekspor (kerajinan) tidak langsung naik luar biasa. Sampai saat ini masih biasa-biasa saja," kata dia.