REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak imigrasi Lhokseumawe Kabupaten Aceh Utara menyatakan sebagian dari pengungsi Rohingya yang terdampar di perairan daerah tersebut merupakan warga Bangladesh.
"Semalam kami mendapat kabar, dari mereka yang terdampar ada yang bukan pengungsi, tapi pelarian dari Bangladesh," ungkap relawan Hilal Merah Hilmi Bakar yang dihubungi dari Jakarta, Ahad.
Saat ini Hilmi dalam perjalanan ke kantor imigrasi untuk memverifikasi data mereka yang tidak termasuk pengungsi Rohingya. Para pelarian dari Bangladesh itu sudah dipisahkan dari warga Muslim Rohingya dan dibawa ke imigrasi. Menurut Hilmi, rencananya pihak imigrasi akan mendeportasi pelarian dari Bangladesh tersebut.
Dia mengatakan, pelarian dari Bangladesh itu datang bersamaan dan menumpang kapal yang sama dengan pengungsi Rohingya.
Saat ini terdata ada 583 pengungsi yang terdampar dan ditampung di Aceh Utara sejak Senin lalu terdiri dari perempuan, lanjut usia, sepertiganya anak-anak di bawah 15 tahun dan sebagian besar laki-laki.
Hilmi mengatakan, dari kabar yang didapat diperkirakan masih ada sekitar 25.000 lagi pengungsi Rohingya yang terombang-ambing di tengah laut.
Mereka ditolak beberapa negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia, di mana sebagian terdampar di perairan Aceh Utara dan Langsa Aceh Timur.
Saat ini mereka ditampung dan diberikan bantuan oleh pemda maupun masyarakat setempat, dan sebagian besar masyarakat Aceh mendorong pemerintah untuk menerima dan menampung mereka.