REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Konsep kegiatan atau program yang digulirkan oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas tidak hanya menghasilkan satu hal, melainkan juga membawa dampak lebih banyak pada sektor lainnya.
Salah satunya adalah penyelenggaraan 'International Tour de Banyuwangi Ijen' (ITdBI) yang diselenggarakan 6 hingga 9 Mei lalu dengan melibatkan banyak komponen masyarakat.
Anas, yang lahir di Banyuwangi pada 6 Agustus 1973 dan menjabat bupati sejak 21 Oktober 2010 itu menjelaskan bahwa ITdBI yang tahun ini digelar dalam empat etape telah menimbulkan banyak efek, tidak hanya ekonomi masyarakat, namun juga pengetahuan dan pariwisata.
Politisi yang pernah mengenyam pendidikan di sejumlah pesantren di Jawa Timur dan kemudian melanjutkan studi di program Teknologi Pendidikan IKIP Jakarta (kini UNJ) dan satra di Universitas Indonesia itu memberi contoh jalan-jalan di desa setelah dilewati pebalap ITdBI.
"Dulu, jalan di desa di Banyuwangi hanya dilewati kebo (kerbau), sekarang dilewati bule. Rakyat di desa-desa tidak hanya menonton, tapi juga menyemangati para pebalap. Rakyat tidak minder melihat para bule itu," kata suami dari Ipuk Fiestiandani ini.
Mantan anggota DPR tersebut mengemukakan bahwa pihaknya banyak belajar dari ajang-ajang berskala internasional yang bisa dikembangkan di daerah berjuluk 'The Sunrise of Java' itu. Sejumlah kegiatan yang kini berskala internasional, dulunya juga berskala kecil. Karena itu ia optimistis, ITdBI akan terus berkembang.
Selain berdampak pada aspek ekonomi, khususnya ekonomi kreatif masyarakat yang ikut terdongkrak dalam kegiatan ITdBI, pihaknya juga ingin masyarakat Banyuwangi, khususnya anak mudanya bisa belajar dari etos para pebalap dunia itu.
"Makanya guru dan anak-anak sekolah, kami keluarkan agar mereka melihat bagaimana perjuangan para juara dunia itu. Mereka juga bisa belajar tentang sportivitas karena balap ini yang diadu adalah kecepatan," katanya.