Kamis 14 May 2015 19:53 WIB

Makassar Sulap Kawasan Prostitusi Jadi Tempat Kuliner

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Djibril Muhammad
Salah satu sudut Kota Makassar.
Foto: Antara
Salah satu sudut Kota Makassar.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Daerah sekitar jalan Nusantara sangat lekat disebut sebagai kawasan prostitusi. Berbagai tempat hiburan malam (THM) tersaji di dekat pelabuhan ini. Untuk meminimalisir sisi negatif tersebut, pemerintah kota (Pemkot) Makassar akan segera menyulap daerah sekitar THM menjadi kawasan kuliner.

Ketua Tim Pembina dan Penertiban lokasi hiburan malam kota Makassar Muh. Sabri mengatakan, perubahan stigma tersebut merupakan salah satu visi misi Pemkot Makassar saat ini yang ingin menjadikan kota Angin Mamiri memiliki tatanan lebih baik. Terlebih Jalan Nusantara selama ini dicap sebagai pusat hiburan malam dan prostitusi.

"Untuk menjadikan Makassar sebagai salah satu destinasi yang disebut sebagai kota dunia. Maka kawasan ini (THM) akan kita perbaiki menjadi kawasan wisata dan kuliner," ujar Sabri, Kamis (14/5).

Sabri menjelaskan, dalam menjalankan perubahan ini, pihaknya pasti akan mendapat tantangan berat dari pemilik maupun pekerja yang berada ri sekitaran THM. Meski demikian, Asisten I Bidang Pembangunan ini mengatakan, konsep perbaikan jalan Nusantara akan dilakukan beberapa dinas terkait seperti Dinas Tenaga Kerja, Dinas Sosial dan Dinas Pariwisata.

Apalagi Dinas Sosial jelas akan mempunyai peran paling penting dalam revitalisasi ini karena perubahan wujud THM akan mempunyai dampak sosial kepada berbagai pihak.

Pihak Pemkot Makassar pun akan melakukan pendekatan persuasif dalam penataan kawasan Jalan Nusantara. Artinya tidak perlu menggunakan kekerasan terhadap pekerja atau pengusaha yang selama ini mengais rezeki dari tempat tersebut.

"Saya kira contoh yang paling baik diperlihatkan Walikota Surabaya yang bisa mengubah Dolly. Itu semua butuh proses," ujar dia.

Kepala Dinas Sosial M Yunus mengatakan, panti rehabilitasi 'Mattiro Deceng' yang selama ini menjadi tempat penampungan wanita tuna susila (WTS) memang baru bisa menampung 50 orang. Tempat ini sangat terbatas dibandingkan dengan banyaknya WTS yang bekerja di kota Makassar.

Meski demikian Dinsos akan tetap memberikan bimbingan dan perlindungan terhadap para WTS dengan cara merehabilitasi dan melakukan pelatihan agar hidup mereka bisa lebih bermanfaat ke depannya. "Jika mereka bisa menjadi lebih baik, kita akan bantu modal usaha sehingga mereka bisa keluar dari himpitan ekonomi," ujar Yunus.

Sementara Ketua Asosiasi Usaha Hiburan Malama (AUHM) Makassar Zulkarnaen Ali Naru menuturkan, sejak awal konsep ini dilontarkan Pemkot Makassar, pihaknya tidak menolak dan justru siap turun untuk menjadikan kawasan Jalan Nusantara lebih baik. Bahkan salah satu bukti keinginan tersebut pernah mereka lakukan saat bulan Ramadhan dengan melakukan penataan eksterior di setiap tempat hiburan malam. Di mana bagian depan bangunan THM dipercantik dengan taman-taman kecil.

"Dari awal kita seratus persen mendukung konsep pak Walikota. Kami dari pengusaha hiburan malam sangat setuju untuk menjadikan Jalan Nusantara menjadi kawasan hijau dan pusat kuliner," kata Zulkarnaen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement