Kamis 14 May 2015 21:56 WIB

Miris, Warga Kampung Sangkali Sulit Mendapatkan Air

Rep: C10/ Red: Winda Destiana Putri
Warga kesulitan air bersih
Foto: Antara
Warga kesulitan air bersih

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Warga Kampung Sangkali jumlah penduduknya lebih dari 560 kepala keluarga (KK). Warga di kampung tersebut membutuhkan sumber air untuk hidup sehari-hari.

Karenanya mereka sangat tergantung kepada irigasi buatan masyarakat sekitar untuk kebutuhan sehari-hari dan mengairi ladang.

Kepala Kampung Sangkali, Desa Cogreg, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya, Agus Bunyamin mengatakan, irigasi bagi warga Kampung Sangkali dan Cogreg sangat lah penting. Sebab, di dua kampung tersebut warga tidak bisa menggali sumur. Banyak batu-batuan besar di dalam tanahnya. Jadi akan sangat rawan jika melakukan penggalian sumur.

"Kalau tidak ada irigasi, tidak ada air di kampung ini," ujar Agus kepada Republika, Kamis (14/5).

Menurut Agus, meski sudah menggali sumur sedalam 20 sampai 30 meter, tetap tidak keluar air. Karenanya, irigasi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan air bagi warga kampung. Air dari irigasi digunakan untuk mandi, masak dan minum. Selain itu digunakan juga untuk mengairi sawah.

Namun, menurut Agus, irigasi di kampungnya masih belum cukup baik. Banyak saluran air yang bocor sehingga jumlah air hilang setengahnya di jalan karena kebocoran irigasi. Meski sudah dibentuk Mitra Cai atau pengurus irigasi kampung, tetap kebocoran selalu terjadi.

Agus menegaskan, baik warga Kampung Sangkali mau pun Kampung Cogreg sangat membutuhkan irigasi yang baik. Irigasi yang menggunakan tembok dan pipa gara bisa memenuhi kebutuhan penduduk sehari-hari. Sebab air sangat lah penting bagi kehidupan.

Di Kampung Sangkali ada tujuh RT, setiap RT rata-rata ada 80 kepala keluarga. Menurut Agus, di kampungnya ada sekitar 2000 hak pilih. Akan tetapi, ia sangat menyesalkan bantuan dari pemerintah jarang sampai ke warga Desa Cogreg.

Hal serupa di sampaikan Sahidin (54 tahun) warga Kampung Sangkali. Ia mengatakan, jalan di Desa Cogreg sepanjang empat km telah rusak parah. Sepengetahuannya, telah 10 tahun lamanya jalan utama tersebut tidak di perbaiki. Tidak ada bantuan apa pun untuk pembangunan jalan.

Sahidin menjelaskan, kondisi jalan yang rusak parah sangat menghambat aktivtas warga. "Padahal ini jalan utama yang setiap hari di lalui, tapi sampai saat ini tidak diperbaiki," ujar Sahidin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement