Kamis 14 May 2015 17:45 WIB

Sleman Kekurangan Pupuk Kandang

Rep: c97/ Red: Satya Festiani
  Seorang petani menaburkan pupuk kandang di daerah Maribaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (4/2).   (Republika/Edi Yusuf)
Seorang petani menaburkan pupuk kandang di daerah Maribaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (4/2). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kebutuhan Kabupaten Sleman terhadap pupuk kandang belum bisa terpenuhi. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan (PPK) Sleman, Widi Sutikno.

"Seandainya pun kami sudah bisa memproduksi pupuk kandang sendiri, pasokannya masih kurang. Keberadaan pupuk kandang memang penting untuk memulihkan kesuburan tanah," ungkapnya di kantor dinas, Rabu (13/5). Karena itu, ia berharap agar populasi sapi di Sleman ditambah. Sehingga kebutuhan terhadap bahan dasar pupuk kandang bisa terpenuhi.

Produksi pupuk kandang telah dipusatkan di Ngaklik dan Tamanmartani, Kalasan. Menurut Widi pemerintah sudah memfasilitasi masyarakat dengan teknologi pembuatan pupuk kandang. Termasuk pembekalan dan pelatihan pembuat pupuk organik. Ia menuturkan produk dari pengolahan pupuk kandang seharusnya diprioritaskan untuk kebutuhan Sleman.

Sehingga tidak dipasarkan ke luar terlebih dulu, sebelum kebutuhan di daerah setempat tercukupi. Maka itu, ia berpendapat agar pupuk kandang produksi Sleman tidak dikirim ke luar daerah dulu. Meskipun beberapa waktu lalu Kementerian Perdagangan sempat memiliki rencana untuk mengirim produksi pupuk dari Tamanmartani ke daerah lain.

"Kebutuhan pupuk kandang untuk satu hektar tanah adalah satu ton," ungkap Widi.

Selain sapi, kotoran dari binatang lain pun dapat digunakan sebagai bahan pupuk organik. Seperti kerbau, kuda, domba dan kambing. Berdasakan data Bagian Peternakan Dinas PPK tahun 2014, sapi potong 52.651, sapi perah 3722, kerbau 603, kuda 355, kambing 36.279, domba 71.731.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement