REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Sebanyak 63.763 kepala keluarga (KK) Kabupaten Sleman rawan kemiskinan.
"Ini data terbaru yang kami peroleh dari tahun 2014. Dari total 369.534 KK, ada 43.798 KK miskin. Sedangkan yang rawan kemiskinan ada 17,2 persen dari total KK yang miskin," ungkap Kasubid Penanganan Kemiskinan BKKBN Sleman Sigit Indarto, Kamis (14/5).
Tercatat ada tiga kecamatan dengan angka kemiskinan tertinggi, yaitu Seyegan, Minggir, dan Tempel.
Ketiganya kebetulan merupakan daerah perbatasan, seperti Minggir yang berbatasan dengan Kulon Progo dan Tempel dengan Magelang. Namun, Sigit menganalisa bahwa letak geografis sebenarnya tidak menjadi alasan kemiskinan. Sebab semuanya tergantung pada tingkat pemberdayaan masyarakat.
Adapun profil kemiskinan dari sisi mata pencaharian cukup didominasi oleh pekerja kasar. Warga miskin sebagai buruh tani sebanyak 9.338 orang, buruh bangunan 6.718, petani 6.318.
"Selebihnya pekerjaan tukang batu dan pedagang keliling. Angka itu menyebar di seluruh kecamatan," kata Sigit menjelaskan.
Ia mencermati bahwa angka kemiskinan di Sleman secara keseluruhan cukup berkurang. Pada 2012 jumlah warga miskin mencapai 15,85 persen, tahun 2013 ada 13,89 persen, dan 2014 sebanyak 11,85 persen.
Sigit menuturkan, penurunan jumlah tersebut didorong oleh program bantuan dan pemberdayaan masyarakat.