Rabu 13 May 2015 18:18 WIB

Jika Ibas Jadi Sekjen SBY, Etiskah?

Rep: C26/ Red: Indira Rezkisari
Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Edhi Baskoro Yudhoyono (kanan).
Foto: Antara
Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Edhi Baskoro Yudhoyono (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhroh mempertanyakan soal etis jika Edhi Baskoro Yudhoyono (Ibas) ditunjuk menjadi sekretaris jenderal. Keetisan tersebut diutarakannya bila Susilo Bambang Yudhoyono juga kembali menjabat ketua umum Partai Demokrat.

"Sebenarnya tidak dilarang tapi etis tidak kalau keluarga menjabat semua," kata Siti, Rabu (13/5).

Menurutnya, Partai Demokrat bisa kembali terjebak sebagai partai keluarga. Keetisan bisa dipertanyakan. Apalagi kriteria sekretaris jenderal juga benar-benar dipilih yang mumpuni.

Namun, kata dia, walaupun sudah dikategorikan memiliki kriteria yang cocok jadi pendamping ketua umum, Ibas tetap berstatus anak SBY. Ini yang mengindikasikan permainan nepotisme di mata publik. Sebab, ujung-ujungnya kepercayaan ketua umum tak diberikan kepada kader lain yang lebih mumpuni.

Ia menilai masih banyak kader berkompeten yang sanggup menjabat posisi sekjen. Sayangnya kekurangan partai ini adalah membangun kepercayaan kepada tokoh-tokoh partai lainnya. Buktinya persaingan ketua umum saat ini hanya mengunggulkan nama mantan Presiden RI tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement