REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nusa Tenggara Timur Mandarlangi Puaupa mengimbau umat Muslim untuk menghindari peringatan Isra Miraj yang berbau provokatif yang dapat mengganggu kerukunan antarumat beragama.
"Umat Muslin harus memanfaatkan momentum perayaan Isra Miraj dan Isa Almasih ini untuk mempertegas jati diri sebagai Islam yang mencintai kedamaian dan menolak segala tindakan yang bernuansa kekerasan," kata Mandarlangi Puapupa, Rabu (13/5).
Mandarlangi meminta agar peringatan agar Isra Miraj dijadikan sebagai momentum untuk mempertegas tentang Islam sebagai rahmatan lil alamin alias rahmat bagi alam semesta.
"Tahun ini memang ada rencana pawai akbar yang dilakukan ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), dan MUI NTT dengan tegas menolak. Seluruh elemen Muslim yang bernaung dibawah MUI ingin agar momentum Isra Miraj harus membawa perdamaian," katanya.
Dalam hubungan dengan itu, MUI meminta seluruh umat muslim di daerah itu agar memanfaatkan momentum ini untuk membangun persaudaraan, membina hubungan antarumat beragama yang sudah terbina selama ini. "Tidak boleh ada kegiatan-kegiatan apapun yang bisa menimbulkan gesekan di masyarakat dan menodai kebersamaan," kata Mandarlangi Puaupa.
MUI juga meminta aparat keamanan untuk membubarkan setiap kegiatan yang bisa menggangu kenyamanan umat beragama lain. Artinya, semua kegiatan perayaan Isra Miraj harus memberi warna bahwa Islam identik dengan perdamaian.