Selasa 12 May 2015 16:18 WIB

Delapan Kakatua 'Korban Trafficking' Diserahkan ke TMII

Rep: C91/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Burung Kakatua Jambul Kuning milik warga yang berada di Posko Save Kakatua Jambul Kuning di kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Ahad (10/5). (Republika/Agung Supriyanto)
Burung Kakatua Jambul Kuning milik warga yang berada di Posko Save Kakatua Jambul Kuning di kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, Ahad (10/5). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARtA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyerahkan delapan Burung Kakatua Jambul Kuning ke Lembaga Konservasi Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Salah satu hewan langka tersebut kini tengah dikarantina selama 14 hari.

Kepala Taman Burung TMII, M. Piter Kombo menjelaskan, penyerahan burung terdiri dari dua gelombang. Gelombang pertama, 5 ekor, lalu gelombang kedua dua ekor.

"Kemarin kita sudah terima titipan dari BKSDA Kementerian Kehutanan. Pertama terdiri dari lima ekor, 3 ekor Kakatua Besar Jambul Kuning, dan dua ekor Kakatua Medium Jambul Kuning. Gelombang kedua ada tiga ekor, yaitu dua ekor Kakatua Medium Jambul Kuning, dan satu ekor Kakatua Medium Jambul Kuning," jelas Piter, kepada wartawan, di TMII, Senin, (11/5).

Ia menjelaskan, saat ini kondisi kedelapan burung tersebut cukup baik dan sehat. "Makanannya habis, kotorannya padat, itu berarti keadaannya baik," tambah Piter.

Piter mengungkapkan, rencananya si Jambul Kuning akan dilepaskan ke alam bebas, namun tergantung instruksi lebih lanjut dari pemerintah. Sedangkan setelah mereka selesai dikarantika, bakal dibiarkan tinggal di Taman Burung dulu.

Dirinya menjelaskan, perlu beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum Kakatua dilepas. "Mereka harus dapat bertahan hidup mencari makan dan minum sendiri. Maka harus diliarkan kembali," katanya.

Jadi, salah satu tujuan karantina adalah melatih burung tersebut mencari makan dan minum sendiri. Lalu menumbuhkan sifat liarnya lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement