Selasa 12 May 2015 13:00 WIB

Belasan Investor Asing Lirik Pariwisata NTB

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pantai Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Foto: Antara
Pantai Lombok, Nusa Tenggara Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Perizinan Terpadu Nusa Tenggara Barat bekerjasama dengan pemerintah pusat akan menyelenggarakan kegiatan Forum Investasi Daerah sektor pariwisata dan padat karya, 22-23 Mei mendatang. Dimana, tujuh belas investor asing siap berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

“Sudah ada beberapa investor asing dari berbagai Negara siap berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Korea Selatan 15 investor, Inggris dan Jepang masing-masing satu investor. Pendataan investor masih berjalan sehingga diperkirakan investor yang hadir lebih banyak,” ujar Deputi Bidang Promosi BKPM, Himawan Hariyoga kepada wartawan, Selasa (12/5).

Ia menuturkan, BKPM pun mengundang provinsi-provinsi di pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Papua. Serta, kedutaan besar dan perwakilan Negara yang berada di Jakarta. Dimana, diperkirakan total peserta yang akan hadir dalam acara tersebut mencapai 300 hingga 400 orang.

Menurutnya, kegiatan tersebut digelar sebagai bentuk kesempatan bagi daerah untuk memperlihatkan potensi investasi di wilayahnya masing-masing. Selain itu, pihaknya mengundang investor yang sudah lama menanamkan modal di NTB.

“Kami mengundang calon-calon investor yang berminat,” ungkapnya.

Himawan mengatakan dalam acara tersebut pihaknya tidak menargetkan nilai investasi yang akan diperoleh. Namun, berharap agar dalam forum tersebut muncul kesepakatan investasi yang kongkrit untuk pariwisata dan padat karya di NTB.

“Kami tidak menargetkan nilai investasi yang disepakati, namun kami menyiapkan objek investasi yang akan ditawarkan ke investor semisal Sembalun, Mandalika dan agro wisata di wilayah NTB,” ungkapnya.

Dirinya pun mengatakan BKPM menggandeng partner lokal di NTB semisal BUMD ataupun swasta untuk terlibat dalam kegiatan tersebut. Dimana, focus kegiatan akan mengarah kepada investasi di sektor infrastruktur pariwisata dan energi.

Menurutnya, salah satu pertimbangan investor dalam menanamkan modal tidak hanya berdasarkan pada potensi yang dimiliki oleh daerah. Namun, yang penting diperhatikan adalah kelayakan objek tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement