Selasa 12 May 2015 11:50 WIB

Operasi Pasar Stabilkan Harga 'Gas Melon'

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Yudha Manggala P Putra
Gas ukuran 3 kg alias gas melon.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Gas ukuran 3 kg alias gas melon.

REPUBLIKA.CO.ID, WONOGIRI -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri, Jateng, kembali menggelar operasi pasar (OP) bahan bakar gas elpiji ukuran tiga kilogram. Ini dilakukan menyusul keluhan masyarakat atas kelangkaan, hingga melonjaknya harga 'gas melon'.

Kelangkaan 'gas melon' disinyalir karena jumlah kuota untuk Kabupaten Wonogiri kurang. OP ini merupakan kali kedua, setelah sebelumnya, 29 April lalu, juga digelar kegiatan serupa di Lapangan Sukorejo, Kecamatan Wonogiri Kota.

''Kuota yang kita dapat kurang untuk memenuhi kebutuhan, pertahun hanya 15.460 metrik ton. Sementara, jumlah penduduk di sini 1.050.475 dibagi menjadi 25 kecamatan dan 294 desa,'' terang Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disperindagkop UMKM Kabupaten Wonogiri Wahyu Widayati, Selasa (12/5).

Dikatakan Wahyu, dibandingkan dengan daerah lain, Kabupaten Wonogiri kuota /'gas melon' jauh lebih sedikit. Misalnya, kuota Kabupaten Sukoharjo yang mendapat jatah 24.320 metrik ton pertahun, Solo 24.256, Kabupaten Sragen 20.622, Kabupaten Klaten 26,251, kabupaten Karangayar 23.718, dan kabupaten Boyolali 24.756.

''Penambahan kuota itu jelas harus. Kami telah menyampaikan data, biarkan nanti Pak Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang menentukan,'' tambahnya.

Rosana (40) warga Lingkungan Josutan, Kelurahan Kaliancar, Kecamatan Selogiri, mengatakan, sudah sejak tiga pekanu lalu, 'gas melon' langka. Sehingga dirinya harus membeli sampai ke Wonogiri Kota. Bahkan, sampai di wilayah Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo.

Membeli elpiji sampai ke Wonogiri kota dan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, kalaupun ada harganya Rp 20 ribu. ''Dengan adanya operasi pasar ini kami sangat terbantu,'' kata Rosana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement