Senin 11 May 2015 16:26 WIB

PLTU II Cirebon Miliki Kapasitas Terbesar se-Indonesia

Rep: lilis sri handayani/ Red: Agus Yulianto
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kabupaten Batang.
Foto: Bappenas
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kabupaten Batang.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Cirebon unit II berkapasitas 1x1.000 megaWatt (mW) akan segera dibangun di Desa Kanci, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon. Keberadaan PLTU terbesar se-Indonesia itu ditargetkan bisa menambah jumlah pengguna listrik hingga 4,5 juta jiwa di Jawa-Madura-Bali.

 

‘’Rencana pembangunan mulai akhir 2015,’’ ujar Presiden Director PT Cirebon Energi Prasarana sebagai pengembang, Heru Dewanto, di Cirebon, Senin (11/5).

Heru menyatakan, saat ini, proses pembangunan tengah dalam persiapan, terutama terkait analisis dampak lingkungan (amdal). PLTU unit II tersebut dibangun tak jauh dari PLTU unit I, yang sudah beroperasi sejak beberapa tahun lalu.

 

Menurut Heru, kapasitas PLTU unit II itu jauh lebih besar dari PLTU unit I yang hanya 660 mW. Bahkan, dia mengklaim, kapasitas PLTU unit II yang bernilai investasi 2 miliar USD tersebut terbesar se-Indonesia.

 

Heru menjelaskan, pembangunan unit baru itu bermanfaat untuk mendukung program elektrifikasi untuk menambah kapasitas pembangkitan listrik pada jaringan Jawa-Madura-Bali. Dengan adanya PLTU tersebut, maka jumlah pengguna listrik akan bertambah 4,5 juta jiwa.

‘’Rencananya, PLTU unit II akan dioperasikan mulai akhir 2019,’’ tegas Heru.

 

Heru menambahkan, pembangunan PLTU unit II menggunakan teknologi ultra super critical boiler. Menurutnya, teknologi yang pertama kali digunakan di Indonesia itu lebih ramah lingkungan karena emisi karbondioksidanya lebih rendah enam persen.

 

Senior Environment Enpermit Senior Manager PT Cirebon Electric Power (CEP), Sumadi menambahkan, teknologi ultra super critical boiler juga menghemat konsumsi batubara per tahun sekitar enam persen. Bahkan, mampu dioperasikan dengan batu bara berkualitas lebih rendah.

‘’Konsumsi batu bara untuk unit baru ini diperkirakan 3,3-3,6 juta ton per tahun, yang bersumber dari Kalimantan,’’ kata Sumadi.

Sumadi menuturkan, pembangunan PLTU unit II bisa menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Dia menyebutkan, pada masa konstruksi unit sebelumnya, jumlah tenaga kerja yang terserap sekitar 3.500 karyawan. ‘’Lebih dari 50 persen di antaranya berasal dari warga Cirebon dan sekitar proyek PLTU,’’ tandas Sumadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement