Ahad 10 May 2015 07:13 WIB

Bio Farma Kembangkan Konservasi Seni dan Budaya

Rep: c13/ Red: Dwi Murdaningsih
Nurlaela Arief, Bio Farma
Nurlaela Arief, Bio Farma

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Perusahaan vaksin Indonesia, Biofarma mengungkapkan mulai mengembangkan program dalam konservasi seni dan kebudayaan. Kepala Humas Biofarma, Nurlaela mengatakan, tidak hanya permasalahan vaksin yang akan menjadi fokus dari program Biofarma.

Lala menerangkan, Biofarma memang sudah mulai menjalankan program untuk melestarikan kesenian dan kebudayaan. Misal, kata dia, sudah mulai mengembangkan program leuit dan komunitas kesenian sunda.

Menurut Lala, leuit merupakan sebutan masyarakat Sunda terutama suku Baduy terhadap tempat penyimpanan padi yang terbuat dari dedaunan dan kayu. Ia  mengaku, Biofarma telah mengambil filosofi dari leuit.

Filosofi yang diambil leuit sendiri adalah menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri hingga berpuluh-puluh tahun ke depan. Artinya, ujar Lala, vaksin yang selama ini  diproduksi Biofarma diharapkan bisa menyelamatkan bangsa dari penyakit yang tidak diinginkan.

“Kenapa kami ambil filosofi itu dari lieut? Karena lieut itu dikenal sebagai tempat yang bisa menyimpan beras berpuluh-puluh tahun tanpa adanya kerusakan atau kutu,” terang Lala.

Ihwal komunitas kesenian sunda, Lala mengungkapkan Biofarma ingin memadukan seni. Maksudnya, Biofarma ingin memasukkan gaya sunda pada bangunan mereka nantinya.  Menurutnya, konsep ini merupakan salah satu cara Biofarma untuk tidak melupakan jati diri terhadap kebudayaan dan kesenian negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement