REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengemukakan lulusan diploma (I, II dan III) di Sulawesi Tengah banyak yang menjadi pengangguran hingga Februari 2015. Persentasenya, 8,71 persen dari 42.608 pengangguran di provinsi tersebut.
Kepala BPS Sulawesi Tengah, JB Priyono mengatakan, banyaknya lulusan diploma yang masih mengganggur itu disebabkan mereka masih dalam status mencari pekerjaan. "Namun ada juga yang disebabkan pilih-pilih kerja sesuai bidang keahlian," katanya, Jumat (8/5).
Sementara itu, tingkat pengangguran terbanyak kedua ditempati oleh kalangan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 5,93 persen. Sementara itu, tingkat penggangguran pada kelompok lulusan perguruan tinggi juga relatif tinggi, yakni mencapai 4,41 persen.
"Sedangkan tingkat pengangguran terendah terdapat pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) ke bawah, yaitu sebesar 1,70 persen," kata Priyono.
Sementara itu, jumlah angkatan kerja di Sulawesi Tengah pada Februari 2015 mencapai 1.426.527 orang, bertambah atau berkurang sebanyak 1.292 orang dibanding dengan Februari 2014. Jumlah penduduk yang bekerja di Sulawesi Tengah pada Februari 2015 mencapai 1.383.919 orang, atau berkurang 2.184 orang dibanding dengan keadaan pada Februari 2014.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Sulawesi Tengah pada Februari 2015 mencapai 2,99 persen, mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Februari 2014 sebesar 2,92 persen. Jumlah pekerja di Sulawesi Tengah terbanyak di sektor pertanian sebanyak 37,66 persen, dan sisanya tersebar merata di berabagi sektor lainnya.
Provinsi Sulawesi Tengah saat ini berpenduduk sekitar 2,8 juta jiwa yang tersebar di 12 kabupaten dan satu kota.