Kamis 07 May 2015 22:30 WIB

Generasi Muda Enggan Lirik Sektor Pertanian

Pemandangan lahan pertanian di Desa Deudel, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Pemandangan lahan pertanian di Desa Deudel, Tasikmalaya, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Pengamat Ekonomi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado Agus Tony Poputra mengatakan saat ini banyak generasi muda yang enggan melirik dan masuk ke sektor pertanian karena dianggap tidak mampu memberikan kesejahteraan.

"Kondisi yang ada memperlihatkan semakin banyak generasi muda yang enggan masuk ke sektor pertanian karena menganggap sektor ini tidak menjamin kesejahteraan mereka," kata Agus di manado, Kamis (7/5).

Oleh karena itu, katanya, lembaga terkait seperti Kementerian Pertanian maupun dinas-dinas di daerah perlu melakukan komunikasi dan promosi yang lebih baik untuk meningkatkan minat generasi muda untuk berkiprah di sektor pertanian.

Dia mengungkapkan, salah satu penyebabnya adalah komunikasi dan promosi lembaga terkait kurang tepat, misalnya dalam iklan atau media promosi pertanian sering ditampilkan sosok petani tua, kurus, dan memikul cangkul. "Ini memberi sinyal bagi generasi muda bahwa terjun ke pertanian akan berhadapan dengan masa depan suram," jelasnya.

Oleh sebab itu, perlu upaya promosi kreatif dengan menampilkan petani-petani sukses dan memasukan praktek pertanian ke dalam kurikulum sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.

Bila pemerintah melakukan hal ini secara terintegrasi serta koordinasi yang baik antara lembaga penurunan inefisiensi sektor pertanian, termasuk beras bukan hanya mimpi.

Dengan demikian, Indonesia dapat mewujudkan kemandirian pangan dan membuka peluang ekspor hasil pertanian secara kompetitif.

Juga, katanya, pemerintah perlu membenahi lingkungan persawahan untuk mencegah banjir serta meningkatkan aktivitas pencegahan dan pemberantasan hama dalam rangka mengurangi potensi gagal panen.

Gagal panen merupakan salah satu penyebab utama tersanderanya kesejahteraan petani serta melambungkan harga jual hasil pertanian yang merugikan konsumen tanpa petani merasakan manfaatnya.

Pemeliharaan jalan pertanian di daerah sering menjadi persoalan tersendiri yang menyebabkan banyak jalan rusak parah. Ini disebabkan pemisahan antara pihak yang membangun dengan pihak yang memelihara.

Satker Pertanian yang bertugas membangun dan Satker Pekerjaan Umum yang bertanggung jawab memelihara dimana koordinasi lintas satker ini umumnya buruk.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement