Kamis 07 May 2015 22:00 WIB

Pupuk Subsidi di Lhokseumawe Belum Mencukupi

Pupuk bersubsidi (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Pupuk bersubsidi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LHOKSEUMAWE -- Ketersediaan pupuk subsidi untuk wilayah Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, dinilai belum mencukupi dan lebih banyak terserap untuk sektor pertanian sawah dibandingkan sektor pertambakan.

Kepala Dinas Kelautan Pertanian dan Peternakan (DKPP) Kota Lhokseumawe, M.Rizal, di Lhokseumawe, Kamis mengatakan, setiap tahunnya, alokasi pupuk subsidi untuk wilayah Kota Lhokseumawe sebanyak 834 Ton jenis pupuk Urea, ZA 156 Ton, Ponska 877 Ton dan pupuk Organik 410 Ton.

Untuk jumlah kuota pupuk subsidi dimaksud, didistribusikan oleh dua distributor. Untuk pupuk Urea dan Organik dilakukan oleh perusahaan Grafindo Sejahtera Utama dan untuk jenis pupuk ZA, NPK dan pupuk SP 36, didistribusikan oleh perusahaan Keluarga Mandiri, yang penyalurannya dilakukan oleh Sembilan kios pengecer kepada petani yang ada di kawasan sentra pertanian di Kota Lhokseumawe.

Kadis DKPP Kota Lhokseumawe itu mengatakan, kuota pupuk subsidi dengan kebutuhan pupuk yang dibutuhkan oleh petani di wilayah Kota Lhokseumawe, dinilai tidak mencukupi. Sehingga menjadi suatu kendala dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian.

"Jatah pupuk subsidi untuk Kota Lhokseumawe jauh dari target Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK)," kata Rizal.

Lanjutnya lagi, penggunaan pupuk oleh petani, banyak terserap untuk sektor pertanian padi, kemudian disusul untuk kebutuhan perkebunan. Terutama di kawasan Blang Mangat yang memiliki areal persawahan yang luas di Kota Lhokseumawe.

Kemudian disusul Kecamatan Muara Satu, selain memiliki areal persawahan juga ada perkebunan dan tanaman palawija lainnya.

Sedangkan untuk kebutuhan pertambakan tingkat pupuk masih minim tingkat kebutuhannya, hal itu dikarenakan tidak ada aktivitas intensifikasi budidaya produk pertambakan. Meskipun areal pertambakan di Kota Lhokseumawe sangat luas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement