Kamis 07 May 2015 10:25 WIB

BMKG Deteksi 28 Titik Panas di Sumatra

Titik panas. Ilustrasi
Foto: Antara
Titik panas. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terdapat enam titik panas atau "hotspot" di wilayah Sumatra yang mengindikasikan terjadi kebakaran lahan dan hutan.

Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin mengatakan pencitraan Satelit Terra dan Aqua dengan sensor MODIS mendeteksi 28 "hotspot" di Sumatra, tujuh titik panas di antaranya terdeteksi di Provinsi Riau.

"Berdasarkan pembaruan pencitraan satelit pada 7 Mei 2015 pukul 05.00 WIB, titik panas paling banyak berada di Kabupaten Pelalawan dan Rokan Hilir dengan dua titik panas," katanya, Kamis (7/5).

Selanjutnya, Kabupaten Kampar, Indragiri Hilir dan Siak masing-masing terdeteksi sebanyak satu titik panas.

Sementara itu untuk tingkat keakuratan atau "confidence" di atas 70 persen yang mengindikasikan kemungkinan besar adalah sumber titik api kebakaran.

BMKG telah meminta pemerintah mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla yang berpeluang terjadi saat musim kemarau di Riau pada akhir Mei.

"Mulai akhir Mei, Riau diperkirakan akan mulai kemarau hingga September," kata Sugarin.

Ia mengatakan, pola arah angin pada Mei akan berhembus dari selatan ke timur laut dan utara. Ini berarti saat kebakaran hutan dan lahan di Riau tidak ditangani secara cepat, maka polusi asap dipastikan akan kembali mencapai negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

Sugarin menilai keputusan pemerintah yang menetapkan status siaga darurat sangatlah tepat untuk segera melakukan langkah-langkah pencegahan.

"Tinggal bagaimana nanti pemerintah mengeksekusinya di lapangan dan harus didukung semua pihak," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement