Rabu 06 May 2015 22:39 WIB

'Meng-Indonesiakan Papua, Mem-Papuakan Indonesia'

Rep: c 20/ Red: Indah Wulandari
Rakyat Papua Demonstran dari Koalisi Peduli HAM Papua melakukan aksi damai di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin (15/12).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Rakyat Papua Demonstran dari Koalisi Peduli HAM Papua melakukan aksi damai di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Senin (15/12).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Mantan Kapolda Papua Irjen Pol Tito Karnavian melihat permasalahan di Papua sangat kompleks. Lantaran terdiri dari berbagai suku dan adat yang berbeda-beda.

"Harus dengan pendekatan kultural untuk menanganinya. Kita ingin meng-Indonesiakan Papua dan mem-Papuakan Indonesia," tegas Tito," ujar Tito, Rabu (6/5).

Selain itu, di Papua sering sekali terjadi konflik vertikal dan horizontal. Salah satu konflik vertikal yang terjadi, yakni gerakan separatis di wilayah pegunungan Papua. Menurut Tito, terdapat dua gerakan, non senjata dan senjata.

"Tapi, kelompok mereka kecil dan masih dapat diatasi dengan baik," ujar Tito.

Dari pengalamannya mengamankan wilayah timur Indonesia itu, Tito menilai konflik horizontal yang tidak pernah kunjung usai. Seperti permasalahan antara penduduk asli, antara penduduk asli dengan pendatang dan juga politik lokal.

"Mereka ini sukunya banyak dan bahasa berbeda satu sama lain. Belum ada rasa kebangsaan di Papua," imbuh Tito.

Menurut dia, hal itu tak terlepas dari kurangnya pendidikan yang layak bagi mereka dan juga masalah ekonomi yang menghimpit wilayah pedalaman Papua.

Tito sangat yakin, bila pemerintah mau bekerja keras untuk memberikan pendidikan yang baik serta pembangunan desa yang merata di Papua, konflik sosial dapat diredam.

"Memang sulit, tapi harus kita coba," kata Tito.

Kini, peran Polri dalam penanganan konflik di Papua untuk mempercepat pembangunan yang dicanangkam pemerintah di sana. Kita juga melakukan pendekatan kepada masyarakat secara kultural.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement