REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru besar politik Universitas Indonesia Maswadi Rauf mengatakan kader Partai Demokrat harus membiarkan banyak calon bersaing dalam pemilihan ketua umum pada kongres mendatang. Ini dianggapnya sebagai bentuk kecintaan dan dukungan kepada Susilo Bambang Yudhoyono yang juga akan maju dalam pemilihan tersebut.
"Ada beberapa pandangan kader yang ingin aklamasi. Justru kalau sayang, cinta sama SBY maka harus biarkan calon lain maju," kata Maswadi kepada ROL, Rabu (6/5).
Ia menilai pemilihan lewat aklamasi akan menjatuhkan citra partai dan SBY sendiri. Kader harus membiarkan calon lain bersaing dengan Mantan Presiden Indonesia ini.
Menurutnya, jika kader serius mendukung SBY maka kebebasan calon lain yang bersaing dapat membuat SBY menjadi tokoh demokrasi dalam partai. Justru proses aklamasi nantinya malah membuat dirinya terlihat otoriter.
Ia menyebutkan seperti yang terjadi pada partai di mana ketua umum dipilih secara aklamasi justru memperlihatkan sosok dominan yang terlalu dipuja-puja. Ini juga mencitrakan pemimpin tersebut sebagai sosok otoriter dalam menguasai partai.
Oleh karena itu, ujarnya, kader Partai Demokrat yang menjadi pendukung setia SBY tidak boleh menghambat calon lain dengan sistem aklamasi. Harus ada kebebasan dalam memilih dan dipilih.