REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Pimpinan Wilayah (Pinwil) Pegadaian Area Bandung menargetkan penyaluran pinjaman (kredit) tahun 2015 hingga Rp 9 triliun. Hingga kini, Pinwil Pegadaian yang membawahi sebagian area di Jabar ini baru menyalurkan sekitar Rp 7,3 triliun.
Deputi Pinwil Bidang Bisnis Area Bandung I Muhammad Nurkasan mengaku optimistis bisa memenuhi target tersebut hingga akhir tahun ini. Menurutnya kelebihan Pegadaian yaitu tingkat ketersediaan layanan yang relatif terjangkau nasabah. Saat ini, ungkap Nurkasan, Pinwil Pegadaian Area Bandung memiliki 320 //outlet// yang tersebar di 20 kabupaten/kota di Jabar.
Khusus Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten Karawang dan Kota Depok, tutur dia, merupakan kabupaten/kota di Jabar yang berada di bawah area bisnis Pinwil Jakarta. ‘’Jaringan //outlet// kita memang disebar agar mudah dijangkau oleh masyarakat,’’ ujar Nurkasan didampingi Deputi Pinwil Bandung Bidang Administrasi Sigit Agung Wibawa dan Humas Pinwil Irmansyah Dahlil di kantornya, Rabu (6/5).
Nurkasan memaparkan, hampir 90 persen dana pinjaman yang disalurkan itu beragunkan emas. Sementara sisanya, menurut dia, berupa benda bergerak. Menurut dia, sekitar lima tahun ini kebanyakan nasabah mulai menggunakan emas sebagai agunan. Oleh karena itu, lanjut dia, gudang milik Pegadaian pun tidak lagi dipenuhi oleh agunan.
Humas Pinwil Pegadaian Area Bandung I Irmansyah Dahlil mengaku, agresifitas Pegadaian dalam menyalurkan pinjaman ditopang oleh prosedurnya yang mudah. Calon nasabah hanya tinggal membawa agunan, maka uang bisa langsung cair.
‘’Itulah kelebihan kita (Pegadaian),’’ ujar Irmansyah. Kata dia, sekalipun penyaluran pinjaman di Pegadaian relatif lebih mudah, bukan berarti mengabaikan faktor kehati-hatian. Menurut dia, //non performing loan// (NPL) Pinwil Area Bandung I hanya 1 persen.
Dia menyatakan, Pegadaian pun sama-sama diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam menyalurkan pinjaman. Untuk itu, kata Irmansyah, Pegadaian tidak mungkin menelantarkan aktor kehati-hatian.