Selasa 05 May 2015 15:40 WIB

Kartun Nabi Muhammad, DPR Tuntut Penjelasan Dubes Amerika

Rep: C93/ Red: Ilham
 Polisi berjaga di luar Curtis Culwell Center, tempat kontes kartun Nabi Muhammad dihelat Ahad (3/5) waktu AS. Kontes tersebut dihentikan setelah penembakan terjadi luar arena kontes di Dallas, Texas.
Foto: AP
Polisi berjaga di luar Curtis Culwell Center, tempat kontes kartun Nabi Muhammad dihelat Ahad (3/5) waktu AS. Kontes tersebut dihentikan setelah penembakan terjadi luar arena kontes di Dallas, Texas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi VIII DPR, Saleh Pataonan Daulay menuntut penjelasan dari Kedutaan Amerika di Jakarta terkait lomba menggambar kartun Nabi Muhammad SAW di Dallas, Texas, Amerika, Ahad (03/05), lalu. Penjelasan tersebut menjadi penting agar tidak menimbulkan salah pengertian di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang sebagian besar beragama Islam.

 

“Kalau ada penjelasan dari mereka, tentu kan sedikitnya bisa mengobati rasa ingin tahu masyarakat apa sih yang sebenarnya terjadi. Lalu, langkah-langkah apa saja yang ditempuh Amerika dalam mengantisipasi masalah tersebut,” kata dia kepada Republika, Selasa (05/05).

 

Shaleh berharap, pelecehan tersebut tidak menimbulkan dampak apa-apa. Dia pun menyeru umat Islam di Indonesia tidak terpancing sedikit pun dengan keadaan itu. “Apalagi kan kejadiannya terjadi di negara lain,” lanjut dia.

 

Dia juga menyayangkan, kenapa masyarakat di Amerika itu tidak bercermin terhadap kasus-kasus lama. Contohnya kasus Charlie Hebdo di Prancis yang menelan korban 12 nyawa. “Padahal Charlie Hebdo sendiri, redaksinya sudah menyatakan sudah tidak tertarik lagi untuk memuat kartun-kartun seperti itu,” tambah dia.

 

Sebelumnya, Lomba menggambar kartun Nabi Muhammad SAW diselenggarakan oleh American Freedom Defense Initiative, sebuah organisasi yang secara aktif terus menyebarkan kebencian terhadap Muslim di Amerika Serikat. Acara tersebut dihadiri oleh politikus ternama Belanda, Geert Wilders yang selama ini dikenal sebagai tokoh anti-muslim.

 

Presiden lembaga tersebut, Pamela Geller mengatakan, kegiatan yang diadakannya bertujuan kebebasan berpendapat sebagai respons dari kekerasan ketika menggambar Nabi Muhammad di Charlie Hebdo. Gambar terbaik dari lomba tersebut diganjar hadiah US$ 10 ribu (sekitar Rp 130 juta).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement