REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terdapat enam titik panas atau hotspot di Sumatra yang mengindikasikan terjadi kebakaran lahan dan hutan.
Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sugarin, di Kota Pekanbaru mengatakan pencitraan Satelit Terra dan Aqua dengan sensor MODIS mendeteksi dari enam hotspot di Sumatra. Sebagian besar terdeteksi di Provinsi Riau, yakni empat titik panas.
"Berdasarkan pembaruan pencitraan satelit pada 21 April 2015 pukul 05.00 WIB, titik panas paling banyak berada di Kabupaten Pelalawan dengan dua titik panas, diikuti Kabupaten Bengkalis dan Kampar masing-masing satu titik panas," katanya, Selasa (5/5).
Tingkat keakuratan di atas 70 persen yang mengindikasikan kemungkinan besar adalah sumber titik api kebakaran terdapat sebanyak dua titik yang lokasinya di Bengkalis dan Pelalawan masing-masing satu titik api.
Selanjutnya, BMKG Pekanbaru juga menyatakan arah angin secara umum dari arah barat daya hingga timur laut dengan kecepatan 9-29 km per jam. Ia menambahkan, cuaca Riau pada umumnya cerah berawan. Peluang hujan dengan intensitas ringan hingga sedang tidak merata pada sore dan malam atau malam dini hari terjadi di sebagian besar Riau khususnya Riau bagian utara, timur dan selatan.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dijadwalkan berkunjung ke Provinsi Riau pada Selasa 5 Mei untuk meninjau persiapan daerah menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang diprediksi terjadi pada musim kemarau pertengahan tahun 2015.