Selasa 05 May 2015 01:44 WIB

Petai Pengaruhi Inflasi di Sumbar

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Indira Rezkisari
Petai
Foto: Antara
Petai

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) mencatat pada April 2015, Kota Padang mengalami inflasi 0,56 persen dan Kota Bukittinggi 0,77 persen.

Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Azwir menuturkan, inflasi pada dua kota tersebut menjadi tolok ukur gejala-gejala kenaikan harga di Sumbar. "Sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga diantaranya, bensin, bawang merah, petai, ongkos tukang bukan mandor, kangkung, cumi-cumi, dan kelapa," tutur dia di Padang, Sumbar, Senin (4/5).

Sementara itu, lanjutnya, komoditas jengkol, beras, cabai merah, tongkol, dan ongkos pesawat mengalami deflasi.

Azwir menjelaskan, inflasi Kota Padang akibat meningkatnya pengeluaran kelompok bahan makanan 0,45 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0.29 persen, perumahan, listrik, gas dan bahan bakar 0,22, sandang 0,26 persen, kesehatan 1,23 persen, pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,06 persen, dan transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 1,51 persen.

Sedangkan inflasi Kota Bukittinggi, menurutnya, disebabkan meningkatnya pengeluaran kelompok bahan makanan 0,41 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0.25 persen, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,53 persen, sandang 0,18 persen, kesehatan 0,18 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,12 persen, dan transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 1,64 persen.

Dikatakannya, laju inflasi tahun kalender Kota Padang -3,46 persen dan Kota Bukittinggi -2,16 persen. Sedangkan secara year on year (yoy) laju inflasi Padang 7,22 persen dan Bukittinggi 5,59 persen.

Ia menambahkan, pemerintah harus mewaspadai kemungkinan naiknya harga beras menjelang puasa dan lebaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement