REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kepala Dewan Koperasi Indonesia Kota Bekasi, Anim Imamuddin menilai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah diyakini bisa menjadi kekuatan utama Indonesia dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2016.
"Selama ini, 98 persen Produk Domestik Bruto Indonesia disumbangkan sektor UMKM. Kiranya hal ini cukup untuk membuktikan hal tersebut," katanya di Bekasi, Ahad (4/5).
Supaya bisa berkontribusi maksimal sesuai harapan, Anim berharap pemerintah mendukungnya dengan menyiapkan regulasi yang tepat dan jelas.
"Dengan regulasi yang tepat dan jelas, pemerintah turut membantu terjaganya keberlangsungan koperasi dan UMKM," kata Anim yang juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bekasi tersebut.
Selain regulasi, Anim memandang pemerintah perlu mempersiapkan tujuh hal secara matang dan mantap. Dia menyebutkan, ketujuh hal tersebut berupa peningkatan sumber daya manusia, organisasi, permodalan, manajemen, teknologi, pemasaran, dan pelayanan.
"Bila ketujuh hal tersebut mampu dipersiapkan pemerintah dengan matang, para pelaku usaha bisa bertahan bahkan berkembang mengungguli pesaingnya asal negara-negara Asia Tenggara," katanya.
Ketua Umum Badan Pelaksana Pekerja Agenda Rakyat Edysa Tarigan Girsang menambahkan, hal yang tidak kalah penting harus dimiliki segenap warga menjelang pemberlakuan MEA adalah menyertakan semangat juang layaknya melawan imperialisme.
"Kondisinya tidak akan beda dengan Indonesia saat berada dalam cengkeraman imperialisme yang hanya menyediakan bahan mentah, tenaga kerja murah, dan juga pasar potensial," katanya.
Agar tidak kembali menjadi budak imperialis, Indonesia harus kembali kepada cita-cita proklamasi 1945.
"Dengan demikian, pemerintah benar-benar mampu berperan nyata sebagai negara yang menjaga keberlangsungan hidup dan usaha rakyatnya," katanya.