Sabtu 02 May 2015 16:58 WIB

Ilmuwan Kembangkan Vaksin 'Praktis'

Rep: c32/ Red: Dwi Murdaningsih
Perisapan sebelum melakukan vaksin
Foto: KlikDokter
Perisapan sebelum melakukan vaksin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebutuhan vaksin di negara-negara berkembang terus meningkat terutama untuk mencegah penyakit seperti  cacar air, polio, dan demam kuning. Secara tradisional, proses vaksinasi dilakukan dengan suntikan sehingga harus dilakukan oleh profesional yang terlatih. Pada akhirnya semua yang dibutukan merupakan hal yang mahal.

Peneliti telah bekerja selama bertahun-tahun di satu hingga akhirnya menemukan solusi penggunaan vaksin yang lebih mudah. Vaksin ini bisa diberikan satu dosis tanpa harus merasakan rasa sakit. Untuk memproduksi benda itu cukup murah, mudah ada di toko, dan tidak ada pengelola profesional medis. Temuan ini diyakini menjadi satu alat kecil yang bisa membuat segala sesuatu menjadi lebih mudah.

Dikembangkan oleh sebuah tim di Georgia Tech dan Centres for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Syarikat, ukuran potongan vaksin keci lersebut hanya sebesar ukuran sentimeter. Satu sisi dipenuhi dengan 100 solid, berbentuk kerucut mikro jarum yang terbuat dari polimer, gula, dan obat vaksin. Dan ketika kita mengatakan ‘kecil’, berarti artinya vaksin tersebut panjangnya hanya satu milimeter.

Ketika alat tersebut dimasukkan ke dalam kulit, jarum kecil hancur dan melepaskan vaksinnya. Hal tersebut sangat dekat dan menjadi siap sedia. Peneliti aka mulai menguji klinis pada tahun 2017 untuk mencegah cacar air.

"Para peneliti Georgia Tech bukan menjadi satu-satunya mengerjakan tambalan vaksin, tetapi mereka telah lama berada di garis depan bidang ini," kata Alexandra Ossola, salah seorang peneliti tersebut.

Tim baru-baru ini menyelesaikan studi terhadap monyet dan mendapati vaksin cacar air mereka bekerja sebaik  vaksin  tersebut dikelola oleh jarum dan tidak punya efek-efek yang merugikan. Menurut studi yang diterbitkan di dalam jurnal Vaccine pada bulan Maret, tambalan vaksin mereka mengambil sekitar 10 menit untuk subjek-subjek monyet yang mereka gunakan, dan secara efektif menghasilkan respons antibodi  yang menetralisir  virus campak.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement