REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) akan memproduksi massal produk hasil 30 inovasi selama ini hingga tahun 2019. "Target kami hingga 2019 adalah setidaknya bisa memproduksi massal 30 hasil temuan baru selama ini," kata Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir ketika menjadi pembina upacara peringatan Hardiknas di Jakarta, Sabtu (2/5).
Lebih lanjut, ia menjelaskan hasil penelitian selama ini akan diproses mulai dari hilirisasi sampai tahun 2019. Inovasi terbaru di antaranya adalah perangkat "radiography digital", deteksi dini longsor, produksi glukomanan untuk produk pangan, bioremidiasi cemaran minyak hingga sistem kontrol berbasis "Brain Computer Interface" dengan sinyal "biofeedback".
Selain itu, Kemenristekdikti akan memperkuat jaringan dengan industri untuk melakukan kolaborasi guna menghasilkan inovasi yang dapat memberikan manfaat ekonomi secara langsung kepada masyarakat.
Peningkatan kemampuan sumberdaya manusia juga akan ditingkatkan melalui program dan insentif untuk melakukan penelitian inovatif.
Di sisi lain pemerintah juga akan secara progresif memberikan dukungan dalam bentuk kebijakan, program dan anggaran agar perguruan tinggi bisa meningkatkan mutunya. Kemudian, hasil riset juga akan lebih maksimal diikuti dengan inovasi yang mendukung daya saing bangsa.