Sabtu 02 May 2015 08:50 WIB

Tak Bisa Sewa Helikopter, Pencarian 3 WNI di Nepal Tertunda

Tim bantuan kemanusiaan Indonesia bersiap diberangkatkan ke Nepal di base ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (29/4).  (Antara/Rosa Panggabean)
Tim bantuan kemanusiaan Indonesia bersiap diberangkatkan ke Nepal di base ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (29/4). (Antara/Rosa Panggabean)

REPUBLIKA.CO.ID, KATHMANDU -- Pencarian tiga warga negara Indonesia (WNI) yang terakhir diketahui berada di daerah Langtang, Pegunungan Himalaya tertunda. Hal tersebut karena tim yang melakukan pencarian tak bisa menyewa helikopter.

Letnan Kolonel Penerbang Indan Gilang di Bandara Tribhuvan, Kathmandu, Nepal, Sabtu dini hari, mengatakan hambatan tersebut disebabkan semua operasional alat transportasi udara diambil alih oleh Pemerintah Nepal.

"Karena situasi darurat, semua operasional diambil alih pemerintah sehingga untuk memakai operator swasta pun harus melalui pemerintah," katanya.

Pada Jumat pagi,?Tim Penyelamatan dan Evakuasi WNI berencana menyewa helikopter swasta untuk menyisir Langtang, Dhunce dan Kyanjin Gompa di Pegunungan Himalaya.

Terkait perkembangan situasi tersebut, Letkol Indan mengatakan bahwa Duta Besar RI untuk Bangladesh dan Nepal Iwan Wiranata-atmadja telah berkomunikasi dengan kepala staf Angkatan Udara Nepal untuk meminta bantuan kemudahan akses.

"Mudah-mudahan Sabtu pagi ini kita sudah dapat kabar baik," ujarnya

Tim Penyelamatan dan Evakuasi WNI membagi area pencarian menjadi tiga, yakni melalui udara dengan helikopter, darat melalui Dhunce (7-8 jam perjalanan dengan mobil dari Kathmandu) dan penyisiran di rumah sakit-rumah sakit sekitar Kathmandu.

Tim darat menuju Dhunce akan berangkat dari Posko Penyelamatan dan Evakuasi WNI di Kathmandu Guest House, Thamel, Kathmandu, Sabtu pukul 04.00 waktu setempat (05.15 WIB). Sementara tim penyisiran WNI di rumah sakit sekitar Kathmandu telah memulai menyisir ke empat rumah sakit (RS TU, Bir, Norvic, militer).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement