REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bupati Banyuwangi Azwar Anas berhasil menyabet penghargaan tokoh perubahan Republika 2014. Penghargaan yang ia terima diakuinya sebagai penghargaan bagi semua warga Banyuwangi.
Azwar tak menampik segala stigma buruk yang selama ini melekat pada Banyuwangi. Tapi berkat tangan dinginnya, Banyuwangi yang selama ini kerap hanya dijadikan sebagai daerah transit oleh para turis, saat ini sudah memiliki nilai tukar sendiri untuk para mereka penjaja alam dan kesejukan udara.
"Semula mungkin hanya jadi daerah transit. Tapi saat ini Banyuwangi menjadi kota ecowisata. Ini bukan hanya saja kerja saya. Tapi berkat gotong royong semua warga Banyuwangi," ujar Azwar saat pidato penghargaannya di Djakarta Theater, Kamis (30/4).
Dengan konsep ecowisatanya, Azwar menawarkan wisata dengan konsep alam, kerja sama dengan para pengusaha kecil menengah yang kemudian bisa memberikan konsep wisata berbeda dari Banyuwangi.
Tak hanya itu, konsep wisata yang penuh nafas Islami juga menjadi salah satu unggulan Banyuwangi. Berkiblat pada konsep wisata di Malaysia dan mengolah nilai budaya Banyuwangi, Azwar mengonsep Banyuwangi sebagai kota wisata ramah dan damai.
Mengambil konsep wisata lokal, Banyuwangi mampu menyabet pendapatan daerah menyamai kota wisata lainnya. Jika sebelumnya pendapatan daerah Banyuwangi hanya Rp 84 Miliiar. Saat ini pendapatan daerah bisa mencapai Rp 249 miliiar pada 2014.
Nilai pendapatan yang naik lebih dari 100 persen tersebut akhirnya bisa menekan angka kemiskinan yang semula mencapai 40 persen hanya tinggal 6 persen saja.
Azwar memakai konsep peleburan dan kerja sama baik dari korporasi dan warga asli. Azwar membuat sistem dengan mewajibkan warga asli dan perusahaan saling menopang untuk menjadikan Banyuwangi menjadi lebih baik.
"Penghargaan ini tentu menjadi motivasi bagi Banyuwangi untuk bisa lebih baik lagi mendatang, kami mohon doa dan dukungannya," tutup Azwar.