REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan ribu buruh dari berbagai elemen memenuhi Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (1/5). Buruh melakukan "long march" ke Istana Presiden yang terletak di Jalan Medan Merdeka Utara.
Buruh merayakan Hari Buruh atau May Day yang jatuh pada 1 Mei dengan melakukan aksi di seluruh Indonesia.
Buruh menyuarakan sikap menolak politik upah murah dengan menuntut kenaikan upah minimum sebesar 32 persen dan menolak kenaikan upah lima tahun sekali serta mendesak pemerintah mengubah komponen hidup layak menjadi 84 butir dari 60 butir.
Buruh juga mendesak pemerintah menjalankan jaminan pensiun buruh wajib pada awal Juli 2015 dengan manfaat pensiun 60 persen hingga 75 persen dari gaji terakhir, seperti halnya pegawai negeri sipil.
Mereka menuntut pemerintah menambah anggaran jaminan kesehatan Rp 30 triliun dari APBN serta menghapus sistem kerja alih daya khususnya di badan usaha milik negara.
Buruh juga menolak kenaikan harga bahan bakar minyak, elpiji dan tarif dasar listrik dan mendesak pemerintah menurunkan harga bahan kebutuhan pokok serta penghentian keserakahan korporasi.
Buruh juga mendesak pemerintah untuk mencabut aturan tentang objek vital serta menghentikan tindakan "union busting" dan kekerasan terhadap aktivis buruh
Kemudian, buruh juga menuntut pemerintah untuk mengangkat guru dan pegawai honorer menjadi PNS tanpa tes lagi serta mengesahkan rancangan undang-undang pembantu rumah tangga, merevisi undang-undang perlindungan tenaga kerja Indonesia dan undang-undang pengadilan hubungan industrial.