Kamis 30 Apr 2015 13:54 WIB
Tokoh Perubahan Republika 2014

Risma Bawa Surabaya Sisihkan 800 Kota di Seluruh Asia-Pasifik

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Foto: Republika/Wihdan
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

REPUBLIKA.CO.ID, Tangan dingin Tri Rismaharini sukses mengubah wajah Surabaya secara drastis dalam empat tahun terakhir. Sebagai mantan Kelapa Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya, Risma yang menjadi wali kota wanita pertama di Kota Pahlawan tersebut sukses menata ibu kota Jawa Timur menjadi kota yang bersih, penuh taman, dan bebas banjir.

Risma membangun dan memugar sederet taman kota menjadi ornamen keindahan yang menyatu dengan masyarakat Surabaya. Taman Bungkul disulap dengan konsep all-in-one entertainment park. Begitu pun taman di Bundaran Dolog, Taman Undaan, serta taman di Bawean. Beberapa tempat lainnya yang dulunya mati juga sekarang tiap malam dipenuhi dengan warga Surabaya.

 

Di bawah kepemimpinannya pula, Kota Surabaya meraih tiga kali piala adipura pada kategori kota metropolitan. Kepemimpinan Risma juga membawa Surabaya menjadi kota yang terbaik partisipasi masyarakatnya se-Asia Pasifik pada 2012 versi Citynet.  Pada Oktober 2013, Surabaya memperoleh penghargaan tingkat Asia-Pasifik, yaitu Future Government Awards 2013, di dua  bidang sekaligus, yaitu data center dan inklusi digital menyisihkan 800 kota di seluruh Asia-Pasifik.

 

Turun langsung ke gorong-gorong untuk mengecek tempat air tersumbat bukanlah pekerjaan luar biasa bagi Risma. Dia tak kapok kendati pernah patah tangan akibat loncat dari gorong-gorong satu ke gorong-gorong lainnya. Risma juga tak takut hujan-hujan menuju pintu-pintu air dan memastikan rumah berfungsi dengan baik.

 

Meyakini perlu banyak dana untuk membangun Surabaya, Risma mencegah menguapnya anggaran dengan memberlakukan sistem serba elektronik. Dengan adanya sistem e-goverment, e-planning, e-budgeting, e-project, e-procurement, e-delivery, e-controlling, dan e-performance, Surabaya bisa menghemat Rp 600 miliar sampai Rp 800 miliar setiap tahunnya. Penerapan e-goverment di Kota Surabaya dianggap sangat inovatif memerangi tindak pidana korupsi.

 

Selain sederet kebijakan yang mengubah wajah Surabaya, prestasi paling monumental Risma adalah menutup lokalisasi Dolly. Arus demonstrasi dan ancaman berbau klenik (santet) tak membuat kaki Risma mundur. Dia sudah bertekad mengubah lokalisasi menjadi kawasan smart city.

 

Berkat keberanian dan rencana strategis penanganan warga Dolly pascapenutupan, lokalisasi yang konon terbesar di Asia Tenggara itu pun akhirnya resmi tutup pada 18 Juni 2014. Sebelum berhasil menutup lokalisasi Dolly dan Jarak, Risma terlebih dulu menutup empat lokalisasi, yakni Sememi Jaya, Tambak Asri, Bangunsari, dan Klakah Rejo. Total ada enam lokalisasi telah ditutup Risma selama 2014.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement