REPUBLIKA.CO.ID, Saat ia masih menjadi mahasiswa di FISIP Adiministrasi Negara Universitas Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah, Bhayu Subrata, merasa begitu miris melihat kenyataan umat Islam kurang memiliki perhatian besar untuk membaca Al-Qur’an.
Di sisi lain, pemuda kelahiran Banjarnegara, 13 Juni 1981 ini mengaku belum punya amal unggulan. Karena ia tidak bisa tahajud tiap hari, tidak bisa shaum sunnah rutin, maka saya pilih tilawah harian satu juz. Dari sinilah lahir konsep one day one juz.
Selama tiga tahun tahun 2004, Bhayu menerapkan secara disiplin kepada dirinya sendiri untuk membaca Al-Qur’an satu juz setiap hari. Barulah pada tahun 2007, ia mulai mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama, melalui sms, blog dan buku saku.
Pada tahun 2009, Bhayu dengan kawannya yang juga dari Banjarnegara, Pratama Widodo SPd. Pria kelahiran Banjarnegara tahun 1987 yang merupakan alumnus Pendidikan Sosiologi Antropologi Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan gemar IT itu kemudian menawarkan kepada Bhayu untuk melebarkan dakwah 1day1juz melalui fanspage di facebook. Selain itu, Bhayu Subrata dan Pratama Widodo juga aktif mempromosikan 1day1juz melalui sms dan buletin, serta kajian agama Islam 1day1juz.
Tahun 2011, One Day One Juz BBM mulai digunakan oleh beberapa lembaga Al-Qur’an. Tahun 2013, Bhayu menerima sms dari sejumlah pengikut One Day One Juz (yang kemudian dinamakan ODOJers) yang ingin mengembangkan metodenya. September tahun 2013, Ustazah Nurkholifa memperkenalkan One Day One Juz whatsapp (WA). November 2013, Soft Launching One Day One Juz dengan sebutan ODOJ.
ODOJ pun mempunyai badan hukum dan pengurus di pusat (Jakarta) maupun daerah, bahkan mancanegara. Metode ODOJ yang semula hanya 2X5 juga mempunyai banyak varian yang bisa disesuaikan dengan kesibukan masing-masing orang.
Puncak mencuatnya nama ODOJ adalah saat grand launching di Masjid Istiqlal, Jakarta, 4 Mei 2014. Acara tersebut dihadiri tak kurang dari 50 ribu jamaah.
Kini komunitas ODOJ beranggotakan lebih 130 ribu orang (biasa disebut ODOJer), yang tersebar tidak hanya di Indonesia, tapi juga mancanegara.