REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Varietas tanaman lada yang dikembangkan di wilayah Kalimantan Timur resmi menjadi varietas unggul nasional dengan nama Malonan 1. Dinas Perkebunan Kalimantan Timur (Disbun Kaltim) optimis dapat mengembalikan kejayaan lada (Piper albi Linn).
“Hal ini diketahui setelah tim penguji mengumumkan hasil sidang pelepasan varietas lada Kaltim menjadi varietas nasional pertengahan April,” kata Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim, Etnawati seperti dikutip laman setkab.go.id pada Rabu (29/4).
Etnawati mengatakan, kenaikan harga lada menjadi momentum yang baik dalam upaya mengembalikan kejayaan lada di daerah. Kaltim merupakan salah satu daerah sentra pembudidayaan lada terbesar di Indonesia. Harga lada putih saat ini telah mencapai Rp136 ribu per kilogram.
“Apalagi lada Kaltim merupakan plasma nutfah asli daerah ini yang akan diusulkan untuk dijadikan benih unggul nasional,” kata Etnawati.
Menurut dia, lada putih asal Kaltim sudah terkenal di pasar dunia selain lada putih asal Bangka (munthok white pepper) maupun lada hitam asal Lampung (Lampung black pepper).
Etnawati menyebutkan produksi lada asal Kaltim sempat menurun karena harga yang kalah bersaing dengan komoditi lainnya. Selain itu, banyak lahan-lahan milik petani yang beralih fungsi ke usaha pertambangan.
“Pada era tahun 1980-1990 di sepanjang jalan Samarinda – Balikpapan, terhampar kebun-kebun lada milik petani. Pelintas jalan dapat dengan mudah melihat tumbuhan perdu ini berbuah,” kata Etnawati.
Namun saat ini luasan kebun lada yang berada di pinggir jalan berkurang, karena adanya pengembangan keanekaragaman komoditi lainnya selain tanaman lada sesuai dengan potensi dan kebutuhan pangsa pasar saat itu, katanya.
“Harga penjualan tinggi, petani lada diharapkan dapat menikmati kembali penghasilan dari panen komoditi yang sempat mereka tinggalkan beberapa tahun terakhir ini, sehingga upaya mengembalikan kejayaan lada di Kaltim bukanlah hal yang mustahil,” kata Etnawati.