REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Didaulat membuka acara di acara Rapat Kerja Nasional Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) pada Selasa (28/4), Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan dukungannya dalam mengalokasikan dana besar untuk revitalisasi penggilingan hingga Rp 600 Miliar.
Selain itu, ia pun "curhat" panjang lebar soal pemberitaan media massa seputar upaya swasembada. "Di berita ada kabar traktor ditarik, atau traktor dijual, padahal ketika kita cek tidak benar atau salah pembahasaannya, jadi energi habis di situ," kata Mentan di hadapan para hadirin Rakornas.
Di Ponorogo, misalnya, ada berita bahwa alsintan yang dibagikan hanya bersifat formalitas karena kemudian ditarik kembali. Padahal cerita sebenarnya adalah traktor tersebut dibagikan ke daerah lain sesuai alokasi yang direncanakan di awal.
Traktor yang ada dipindahkan untuk diberikan kepada daerah yang telah siap administrasinya. Ada pula, kata dia, yang memberitakan soal traktor dari pemerintah yang dijual.
Setelah dicek di lapangan, menurunkan polisi dan pihak berwenang, ternyata penjualan dua unit traktor memang pernah terjadi, tapi lima tahun yang lalu kejadiannya. "Energi habis untuk mengecek, tueprun ke lapangan untuk masalah ini," kata dia.
Maka kepada rekan media, ia meminta agar mendukung upaya swasembada dengan ikut mengawasi sedetil-detilnya. Ia pun menganggap hal tersebut sebagai ujian sekaligus variasi di tengah pekerjaannya sebagai menteri. Ia pun meminta agar tidak "diganggu" hingga Oktober mendatang karena ingin fokus dengan masa panen.
"Mohon maaf jika tak bisa menghadiri undangan sana-sini, karena masalah petani ada di ujung kaki sawah, bukan di Ragunan," kata Mentan.