REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Wilayah Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) dipastikan belum akan menjual bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite per 1 Mei nanti. Assistant Manager External Relations Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V, Heppy Wulansari mengatakan sementara ini pertalite hanya akan didistribusikan di Jakarta.
"Sementara ini pertalite rencananya hanya untuk Jakarta dan itu pun sepertinya tidak dimulai 1 Mei nanti," kata Heppy kepada Republika, Selasa (28/4).
Heppy lebih lanjut menjelaskan bahwa MOR 5 masih menunggu kepastian dari pemerintah dan Pertamina pusat. Jika sudah ada kejelasan roadmap pelaksanaan untuk wilayah regional lima, maka pihaknya akan menyampaikan informasinya lebih lanjut.
Premium di Bali saat ini dijual Rp 7.400 per liter. Harga pertalite diperkirakan berkisar Rp 8.000 per liter. Pertamina saat ini menyiapkan pertalite dengan kadar oktan 90 sebagai pilihan bahan bakar yang lebih bagus dibandingkan premium yang beroktan 88. Hal itu sekaligus digunakan sebagai langkah tindak lanjut rekomendasi tim Reformasi Tata Kelola Migas terkait dengan penghapusan premium.
Marketing Branch Pertamina Regional Bali dan Nusa Tenggara, Iwan Yudha Wibawa menambahkan pihaknya belum menerima arahan apapun tentang pendistribusian pertalite di Bali. Jika ada penemuan SPBU di Bali yang mengosongkan tangki bahan bakarnya untuk pertalite, maka dipastikan itu tidak benar.
"Kita meminta SPBU untuk menyiapkan ketersediaan produk pertamax dulu. Jika ada yang bilang tangki kosong untuk pertalite, itu mungkin karena beritanya sudah ramai di media sehingga pengawas dan petugas ikut terpengaruh informasi tersebut," ujar Iwan dihubungi terpisah.
Pertamina Regional Bali, kata Iwan mengarahkan pengusaha SPBU untuk menyiapkan produk selain premium, khususnya pertamax dan pertamax plus. Hal tersebut dilakukan karena animo masyarakat untuk mengonsumsi pertamax kian meningkat.