REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Nus Nuzulia Ishak mengharapkan transaksi di Paviliun Indonesia dalam pameran makanan SIAL Kanada di Toronto dapat mencapai 10 juta dolar AS. Setelah meninjau persiapan Paviliun Indonesia yang menampung 28 perusahaan di Toronto, Selasa atau Senin (27/4) waktu setempat, mengatakan meski pada SIAL 2014 di Montreal mencapai jumlah transaksi hanya 3,72 juta dolar AS, namun dia optimistis angka itu terlampaui pada tahun ini.
Alasannya, pada SIAL Toronto 2013 dengan 12 perusahaan mencatat transaksi senilai 4,5 juta dolar AS, lebih tinggi dibandingkan di Montreal tahun berikutnya yang mengikutsertakan 13 perusahaan. Tahun ini kembali ke Toronto, Nus berharap transaksi bisa hampir tiga kali SIAL 2014, yakni 10 juta dolar AS.
Sementara, persiapan Paviliun Indonesia sudah mendekati 100 persen. Ke-28 pengusaha sudah memajang barang dagangannya untuk dipamerkan bersama 400 peserta lainnya dari dari 45 negara.
Dubes Indonesia Teuku Faizasyah juga melakukan peninjauan di lokasi yang sama. Dia berharap pameran kali ini memberikan hasil yang maksimal bagi Indonesia.
Potensi pasar makanan olahan di Kanada masih cukup lebar karena hampir sebagian besar kebutuhan makanan masih diimpor.
Dia juga menganjurkan pengusahaan mengikuti sejumlah kegiatan (event) di Kanada terkait makanan, seperti pameran makanan segar serta pameran kopi dan teh.
Pameran makanan olahan Salon International de L'alimentation (SIAL) Kanada berlangsung dari 28 hingga 30 April 2015 dan terbesar, setelah pameran makanan di Amerika Serikat. Peserta sekitar 400 perusahaan dari 45 negara dan diperkirakan akan dikunjungi 14.000 pembeli dari Kanada, Amerika Serikat dan 64 negara lainnya, baik dari Asia, Eropa, Amerika Latin dan Afrika.
Pada 2014, SIAL Kanada di Montreal dikunjungi 14.686 dari kalangan profesional dan pebisnis dan diikuti oleh 298 perusahaan dari seluruh dunia.