REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sebanyak 1,5 juta anak meninggal setiap tahunnya karena penyakit yang sejatinya bisa dicegah dengan imunisasi. Catatan ini menguat pada karena tahun 2013 lebih dari dua juta balita melewatkan imunisasi DPT 3 (Difteri Pertusis Tetanus). Umumnya mereka yang melewatkan adalah dari masyarakat tidak mampu.
Situasi ini mendorong langkah global termasuk Indonesia dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi. Upaya menyadarkan ini ditunjukkan dalam pelaksanaan Pekan Imunisasi Dunia (PID) bertajuk “Close The Immunization Gap” pada 24-30 April 2014.
PT Bio Farma sebagai produsen vaksin terbesar di Indonesia bersama Kementerian Kesehatan pun ikut terlibat dalam upaya ini. Keduanya menggelar rangkaian kegiatan PID di Indonesia dengan mengangkat tema “Bersama Wujudkan Cakupan Imunisasi yang Tinggi dan Merata”.
Pelaksanaan PID merupakan bagian dari upaya mendukung program imunisasi nasional untuk mengatasi masalah kesehatan. Upaya ini tidak bisa berjalan optimal tanpa dukungan dari pemerintah, swasta, dan masyarakatnya sendiri.
Kegiatan ini bertujuan menyampaikan kepada masyakat tentang peran Indonesia dalam pemberantasan penyakit menular. Untuk mewujudkan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata, serta meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang peran pemerintah dalam upaya meningkatkan cakupan imunisasi nasional yang tinggi dan merata.
Secara seremoni, peringatan PID di Indonesia dibuka oleh Menteri Kesehatan Nina Moelok di Jakarta. Kegiatan ini diikuti oleh 5.000 peserta yang merupakan petugas imunisasi, kader imunisasi, tokoh masyarakat, pelajar, mahasiswa, dan pekerja. Acara diawali dengan Jalan Sehat Bersama Keluarga dari Monumen Nasional (Monas) - Bunderan HI, Ahad (26/4). Dilanjutkan dengan talkshow “Pentingnya Imunisasi” bersama Menkes Nila Moeloek, Dr.Soedjatmiko serta Tokoh Agama, dan moderator artis Soraya Haque.