Senin 27 Apr 2015 19:56 WIB

Angin Kencang, Kapal Terdampar di Selat Sunda

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ani Nursalikah
Pekerja melakukan komunikasi berlatarbelakang Kapal PGN Floating Storage Regatification Unit (FSRU) Lampung yang berada di kawasan perairan Selat Sunda, Lampung, Sabtu (10/5)
Foto: Prayogi/Republika
Pekerja melakukan komunikasi berlatarbelakang Kapal PGN Floating Storage Regatification Unit (FSRU) Lampung yang berada di kawasan perairan Selat Sunda, Lampung, Sabtu (10/5)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Angin kencang yang melanda wilayah Lampung termasuk di perairan Selat Sunda, membuat kapal motor penumpang (KMP) Mutiara Persada terdampar di tengah laut, Ahad (26/4) malam. 

Tidak korban dalam peristiwa ini, namun sampai Senin (27/4) siang kapal belum bisa ditarik ke Pelabuhan Bakauheni. Ratusan penumpang KMP Mutiara Persada yang berangkat dari Pelabuhan Bakauheni sudah dievakuasi ke pelabuhan Senin siang, setelah semalaman terombang-ambing di laut dengan gelombang tinggi.

Manajer Operasional PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Indonesia Ferry (ASDP-IP) Bakauheni, Heru Purwanto membenarkan hal tersebut.

Ia mengatakan KMP Mutiara Persada berangkat dari dermaga Pelabuhan Bakauheni pukul 20.00 WIB tujuan pelabuhan Merak, Banten. Kondisi cuaca yang ekstrem yakni angin kencang dan gelombang serta arus air laut yuang kuat menyebabkan kapal kandas ke tengah laut.

Hingga Senin siang, ratusan kendaraan dalam lambung kapal roll on roll off (roro) ini belum bisa dievakuasi. Petugas ASDP Bakauheni masih mengupayakan menarik kapal dengan tugboat ke Pelabuhan Bakauheni.

Diperkirakan KMP Mutiara Persada kandas di sekitar alur keluar dekat pulau Kandang Balak. Belum diperoleh konfirmasi kondisi mesin kapal apakah rusak atau tidak, atau karena angin kencang.

Angin kencang melanda Lampung sejak Jumat pekan lalu. Angin mulai bertiup sejak petang hingga dini hari, setelah siangnya panas matahari menyengat. "Angin kencang datang petang sampai malam hari, disertai hujan deras sejak tiga hari lalu," kata warga Bandar Lampung, Yuri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement