Selasa 28 Apr 2015 00:19 WIB

Legislator Bekerja tanpa Data, Gedung Baru DPR Harus Ada Perpustakaan

Rep: c 26/ Red: Indah Wulandari
Gedung Nusantara DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (21/4).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Gedung Nusantara DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (21/4).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Rencana pembangunan gedung baru parlemen diusulkan berupa perpustakaan.

"Kalau perpustakaan itu memang perlu karena itu memang kelemahan DPR saat ini. Anggota DPR tidak bekerja dengan data," kata guru besar politik Universitas Indonesia (UI) Maswadi Rauf, Senin (27/4).

Alasannya, perpustakaan memang diperlukan bagi anggota DPR yang hasil kerjanya harus berdasarkan data.

Menurutnya, perpustakaan memang dibutuhkan sebagai sumber data dan informasi bagi anggota dewan. Harus ada perpustakaan yang lengkap yang nantinya menjadi akses mereka menggali data dari semua bidang yang ditangani DPR.

Ia mencontohkan, misalnya, pembahasan mengenai masalah kehutanan, maka legislatif perlu memiliki data mengenai permasalahan tersebut. Ditambah sumber-sumber yang mendukung penyelesaian problematika yang akan dibahas.

“Jadi, ketika akan membahas bersama anggota dewan dengan pihak yang terkait, anggota DPR memiliki bukti dan sumber kuat sehingga penyelesaian lebih mudah,” tegasnya.

Kekurangan data itulah yang diakui Maswadi menjadi kelemahan anggota DPR yang selama ini bekerja tanpa memiliki data.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement