Senin 27 Apr 2015 12:21 WIB
Konferensi Asia Afrika 2015

Heboh Perayaan, Tapi tak Semua Warga Tahu Hasil KAA

Rep: C01/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah pengunjung berselfie ria di gambar Soekarno dan Nelson Mandela. Meski puncak perayaan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 telah usai namun kepadatan pengunjung masih terjadi di kawasan Gedung Merdeka, Jl Asia Afrika, Kota Bandung, Ahad (26/4).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Sejumlah pengunjung berselfie ria di gambar Soekarno dan Nelson Mandela. Meski puncak perayaan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 telah usai namun kepadatan pengunjung masih terjadi di kawasan Gedung Merdeka, Jl Asia Afrika, Kota Bandung, Ahad (26/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) berlangsung dengan sangat meriah di Kota Bandung. Akan tetapi, euforia perayaan KAA tidak menjamin warga mengetahui tiga deklarasi yang dihasilkan saat puncak peringatan KAA.

"Saya cuma tahu deklarasi untuk Palestina saja," ujar mahasiswi Pendidikan Seni Musik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Siti Nindi (21), saat menghadri side event KAA, Ahad malam (26/4).

Senada dengan Nindi, mahasiswa Pendidikan Sosial UPI, Adhimas (23), juga menyatakan hanya mengetahui satu dari tiga deklarasi yang dihasilkan dalam peringatan KAA ke-60. Deklarasi yang ia ketahui sebagai hasil dari peringatan KAA ialah Declaration on Palestine.

Meski begitu, Adhimas memiliki harapan besar dengan diselenggarakannya peringatan KAA ini. Ia ingin melalui KAA pertumbuhan ekonomi di negara-negara Asia Afrika bsa tumbuh dan merata. Pasalnya, Adhimas melihat perekonomian di beberapa negara Asia-Afrika cukup tertinggal dengan negara lainnya yang "serumpun".

Warga Bandung lainnya, Harid (34) menyatakan sama sekali tidak mengetahui deklarasi yangdihasilkan melalui peringatan KAA ke-60. Ini dikarenakan ia tidak dapat menyaksikan siaran pucak peringatan KAA melalui televisinya yang rusak. Walaupun tidak mengetahui hasil dari peringatan KAA, Harid bersama keluarganya menikmati rangkaian perayaan yang diselenggarakan di Kota Bandung.

Salah satu relawan KAA, Samuel Bernart (21), juga menyatakan kurang mengetahui tiga deklarasi yang dihasilkan dalam peringatan KAA ke-60. Pasalnya saat puncak peringatan berlangsung, Bernart sedang berjaga sebagai relawan KAA.

Meski begitu, Bernart cukup menguasai isu-isu yang dibahas dalam rangkaian peringatan KAA 2015 ini. Ia berharap peringatan KAA ke-60 inidapat menjadi tonggak awal dalam penyelesaian berbagai isu, seperti kemerdekaan Palestina dan pemberantasan terorisme.

"Saya kira yang masalah KAA itu ke ekonomi, politik, kesejahteraan pangan. Yang penting itu dulu," jelas Bernart.

Ia sendiri mengajukan diri sebagai relawan agar dapat turut serta dalam peringatan KAA ke-60 di Kota Bandung. Mahasiswa Universitas Padjadjaran ini ingin berbuat sesuatu bagi Kota Bandung dengan menjadi relawan.

Peringatan KAA ke-60 bertujuan untuk melahirkan tiga dokumen atau deklarasi. Salah satu dari tiga deklarasi tersebut ialah Bandung Message. Bandung Message merupakan sebuah deklarasi mengenai solidaritas politik, hubungan sosial budaya, serta kerjasama ekonomi.

Deklarasi lainnya ialah Declaration on Reinvigorating the New Asian African Strategic Partnership, yakni dokumen yang mengkaji New Asia-Africa Strategic Partnership (NAASP). NAASP itu sendiri merupakan hasil dari peringatan KAA ke-50 yang diadakan pada 2005 lalu.

Deklarasi terakhir ialah Declaration on Palestine yang merupakan perwujudan dari konsistensi penuh para negara Asia Afrika dalam mendukung pendirian negara Palestina. Selain itu, deklarasi ini juga menunjukkan dukungan dari para negara Asia-Afrika atas hak-hak dasar warga Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement