REPUBLIKA.CO.ID, LEMBANG -- Daerah pemukiman warga di Desa Cibogo, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, telah tercemari limbah kotoran sapi ternak yang berada di sekitarnya. Limbah kotoran tersebut mengaliri saluran drainase pemukiman dan menimbulkan bau tak sedap.
Salah seorang warga setempat, Pardi menuturkan, hujan kerap mengakibatkan kotoran sapi yang mengendap di saluran drainase itu meluap hingga ke perumahan warga. "Kalau lagi musim kering, baunya itu yang parah," tutur dia, belum lama ini.
Kata Pardi, sebenarnya, keberadaan limbah kotoran sapi di desa tersebut sudah lama, yakni sejak pertengahan 1990. Di tahun-tahun tersebut, bisnis ternak sapi perah mulai bermunculan.
Para peternak sapi perah itu, menurut dia, ada di bawah binaan Koperasi Peternak Sapi Susu Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat. "Dari dulu pemerintah memang enggak ada yang ngurus ini," ungkap Pardi.
Terlebih, limbah tersebut juga telah membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih. Sebab, kata dia, air tanahnya pun ikut tercemar dan menjadi bau tak sedap. Untuk mendapatkan air bersih, beberapa warga menggunakan air pegunungan.
Namun, diakui Pardi, penggunaan air pegunungan tidak bisa optimal. "Cuma sedikit airnya, kalau kemarau, airnya makin dikit," ujar dia.
Salah seorang warga Desa Cibogo yang lain, Wildan Haminudin, mengatakan seharusnya pemerintah memperhatikan persoalan limbah kotoran sapi yang kerap menimpa warga sekitar. Memang, ia mengakui, beberapa warga terbantu dari sisi perekonomiannya karena peternakan sapi itu.
Namun, di sisi lain, peternakan sapi tersebut juga memberikan dampak negatif ke lingkungan yang lebih besar ketimbang positifnya. Jika limbah tersebut tidak diatasi seperti sekarang ini, bakal terus merugikan masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi peternakan sapi perah.
Selain itu, menurut dia, persoalan limbah kotoran sapi ini seakan tidak dipedulikan oleh pemerintah daerah. "Dibiarkan begitu, enggak ada upaya pemerintah buat ngatasin ini," kata dia.