REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo, Fahmi Lukman menilai pemerintah Provinsi Jawa Barat perlu memberikan perhatian terhadap alumni Al Azhar. Terlebih selama ini, banyak potensi dari para alumni Al Azhar yang tidak termanfaatkan.
Padahal itu merupakan potensi yang sangat besar. "Perhatian pemerintah sangat penting,’’ katanya, Ahad (26/4).
Salah satunya, kata dia, melalui program, bagaimana memanfaatkan alumnus agar bisa diserap dalam membina masyarakat di daerah masing masing. Dukungan pemerintah sangat penting, karena pemerintah provinsi yang paling tahu daerah mana yang memerlukan, peningkatan dari sudut agama.
‘’Jika jadi program ini bisa jadi pilot project untuk nasional, ini bisa jadi percontohan nasional," katanya.
Sementara itu Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan berkomitmen akan memperhatikan alumni Al Azhar Kairo Mesir. Gubernur yang akrab disapa Aher mengatakan, Ia harus mendukung mereka yang sedang belajar di Kairo dan alumnusnya.
‘’Hubungan Indonesia dengan Mesir sangat kuat dari dulu, termasuk hubungan Indonesia dengan Al Azhar, ulama ulama kita dulu banyak lulusan Al Azhar," katanya.
Oleh karena, kata dia, pihaknya akan membantu para mahasiswa Al Azhar asal Jawa Barat yang tengah belajar disana, melalui program CSR. Ia, akan mencari CSR untuk perekonomian mereka disana. ‘’Rata rata mahasiswa disana kerja juga, ya dampaknya prestasinya tidak menggembirakan. Makanya perlu diperhatikan. Kita akan usahakan, formatnya belum ketahuan," katanya.
Begitu juga untuk para alumni Al Azhar, kata dia, pihaknya berencana memberdayakan mereka dengan berbagai program. Apalagi, mereka memiliki kehandalan agama dan SDM terdidik,. Jadi, akan berperan penting untuk memberikan sosialisasi keagamaan yang benar.
Apalagi, kata dia, masyaraat perlu guru-guru handal yang baik. Dengan pemahaman itu masyarakat jadi terbimbing dengan baik. Kedepan, akan dipikirkan dimana mereka ditempatkan disini. ‘’Kita butuh pembimbing keagamaan dengan baik. Ini untuk hindari pemahaman yang salah, baik radikal sesat, atau lainnya. Itu semua karena tidak ada guru yang baik tentang agama. Kesesatan muncul karena kebenaran tidak muncul disitu," katanya.