REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Aktivitas belajar-mengajar sekolah yang dilanda banjir belum normal. Sejumlah sekolah di Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jateng, Sabtu (25/4), guru dan siswa masih disibukkan menjemur buku pelajaran yang basah.
Seperti yang dilakukan guru dan siswa SD Negeri 3 Desa Kismoyoso, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Mereka sibuk membersihkan ruang kelas dari endapan lumpur. Sebagian lain, menjemur buku perpustakaan agar tidak lengket.
Sejak dilanda banjir Kamis (23/4), belum ada aktivitas belajar siswa. Ini karena, ruang kelas dipenuhi lumpur lima-10 sentimeter.
''Kita masih sibuk kerja bakti,'' kata Wahyono, guru SD Negeri 3 Kismoyoso.
Menurut Wahyono, kemungkinan proses belajar-mengajar mulai aktif awal pekan nanti. Akhir pekan ini menata ruang kelas, serta mengembalikan perabot sekolah ke tempat semula. Diharapkan aktivitas sekolah mulai lancar kembali.
Pasca banjir, seluruh kegiatan sekolah lebih banyak difokuskan membersihkan lingkungan sekolah. Guru dan siswa membersihkan ruang kelas yang kotor terkena lumpur. Sebagian buku pelajaran yang terendam air tidak bisa digunakan.
"Buku yang masih bisa digunakan kita jemur. Tapi, banyak juga buku yang rusak. Kita berharap dalam waktu dekat ini ada bantuan dari pemerintah untuk buku-buku pelajaran," tambah guru yang lain.
Kegiatan membersihkan sekolah, juga melibatkan anak-anak dan warga sekitar. Mereka terlihat antusias menyapu halaman sekolah dari lumpur dan menjemur kursi yang basah. Ketinggian banjir yang menerjang SDN 3 Kismoyoso mencapai 30 sentimeter hingga 1,5 meter. Selain SDN 3 Kismoyoso, air juga membanjiri SDN Kismoyoso 1 dan SDN Dibal.