Jumat 24 Apr 2015 18:54 WIB

KPBB: Pertalite Tak Sesuai Dengan Kendaraan Indonesia

Seorang petugas melayani penjualan bahan bakan minyak (BBM) di salah satu SPBU Kawasan Tanah Abang, Jakarta, Rabu (18/3). (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Seorang petugas melayani penjualan bahan bakan minyak (BBM) di salah satu SPBU Kawasan Tanah Abang, Jakarta, Rabu (18/3). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) menilai varian bahan bakar minyak baru yang akan dikeluarkan PT Pertamina (Persero), Pertalite, tidak sesuai dengan kebutuhan kendaraan di Indonesia yang telah menerapkan teknologi standar Euro 2 sejak 2007.

"Kalau tiba-tiba Pertamina mau memproduksi BBM yang di bawah standar kebutuhan Euro 2, berarti itu menipu, mobil orang-orang bisa rusak," kata Ahmad yang dihubungi dari Jakarta, Jumat.

Ahmad menilai BBM jenis Pertalite dengan Research Octane Number (RON) 90 dengan Premium RON 88 sama saja karena sama-sama tidak cocok dengan teknologi kendaraan yang ada serta masih tak ramah lingkungan.

Ia menjelaskan, Indonesia telah mengadopsi teknologi kendaraan bermotor dengan standar Euro 2 sejak 2007. Ada pun kadar oktan bahan bakar standar untuk kendaraan Euro 2 adalah RON 92 atau minimal RON 91.

"Kalau mau, ditambah saja RON-nya menjadi 91, bukan RON 90. Itu baru sesuai dengan kebutuhan kendaraan masyarakat kita yang idealnya menggunakan RON 92, atau minimal RON 91," katanya.

Menurut Ahmad, jika Pertamina tetap bersikeras untuk memproduksi dan menjual Pertalite, maka perusahaan pelat merah itu bisa dikenai sanksi pelanggaran undang-undang.

Pertamina, lanjut dia, akan melanggar UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Perusahaan itu juga bisa dikenai pelanggaran UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen karena memproduksi BBM di bawah standar kebutuhan masyarakat.

"Dalam konteks ini, Pertamina dapat dikatakan melakukan penipuan. Apa lagi tanpa penjelasan kepada masyarakat bahwa BBM itu tidak sesuai untuk kebutuhan kendaraan berstandar Euro 2 yang ada di Indonesia. Jadi, masyarakat dalam konteks ini tertipu," katanya.

Oleh karena itu, Ahmad menilai Pertalite hanyalah produk yang sia-sia dan menyarankan Pertamina untuk memproduksi dan menjual BBM berkadar oktan RON 91, ketimbang RON 90.

"Kami juga minta, sudah hapus saja Premium RON 88 yang emisi gas buangnya sangat kotor itu," katanya.

Pertamina akan meluncurkan BBM jenis baru dengan kisaran angka oktan antara 88 dan 92 pada bulan Mei 2015 dengan nama Pertalite.

Meski belum menuntukan berapa harga yang akan dipatok untuk BBM Pertalite, Direktur Pertamina Dwi Soetjipto harga Pertalite mengatakan harganya akan berada di atas harga Premium dan di bawah Pertamax.

Dia juga mengatakan Pertalite hadir sebagai pilihan masyarakat dalam menggunakan BBM, bukan untuk menghapus BBM Premium yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement