Jumat 24 Apr 2015 17:09 WIB

'Petral ini Ibarat Orang Tua Suruh Anaknya Beli Rokok'

Rep: c85/ Red: Esthi Maharani
Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri (kedua kanan), memberi keterangan pers tentang pemanggilan petinggi Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (17/12).(Antara/Rosa Panggabean)
Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri (kedua kanan), memberi keterangan pers tentang pemanggilan petinggi Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (17/12).(Antara/Rosa Panggabean)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA - Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Said Didu menyebut, keberadaan Petral atau Pertamina Energy Trading Limited ibarat seorang tua yang mengutus anaknya untuk membeli rokok.

"Padahal orang tua bisa beli langsung. Kenapa anak yang mesti suruh beli?" ujar Said.

Sama halnya dengan Petral. Said menyebut, apabila Pertamina bisa membeli minyak bumi secara langsung mengapa harus melewati Petral?

Said pun mengisahkan, dahulu alasan Petral didirikan adalah indikasi korupsi yang merajalela di dalam tubuh Pertamina. Dia menyebut, saat itu Presiden Soeharto memilih untuk mendirikan perusahaan untuk melakukan pembelian dan penjualan minyak yang didirikan di Hongkong.

"Tapi ternyata mafianya pindah ke sana, mengikuti ke Singapura juga. Jadi sebenarnya Petral adalah badan hukum Hongkong yang pindah ke Singapura," ujar Said.

Dengan rencana pembubaran Petral yang didukung penuh oleh Kementerian ESDM, Said menegaskan bahwa bukan lantas pemerintah anti Petral. Hanya saja, lanjutnya, siapapun pengganti Petral nantinya harus bisa diaudit dan diinvestigasi oleh Badan Pemeriksa Keuangan.

"Tapi kalau badan hukumnya di luar negeri maka tidak mungkin BPK mengaudit sampe ke luar," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement