Jumat 24 Apr 2015 13:23 WIB
Konferensi Asia Afrika 2015

Dewan: KAA Perlu Narasi Baru

Rep: C09/ Red: Didi Purwadi
  Bendera-bendera negara peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) sudah terpasang di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Senin (20/4).  (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika Bandung
Bendera-bendera negara peserta Konferensi Asia Afrika (KAA) sudah terpasang di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Senin (20/4). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, mengatakan Konferensi Asia Afrika (KAA) perlu narasi baru untuk keseimbangan global. Menurutnya, KAA bisa berjuang untuk meminimalisasi kesenjangan antara Barat dan Timur serta antara Utara dan Selatan.

Ia mengatakan poros global saat ini ada di Timur Tengah. Timur Tengah terletak di daerah yang sangat strategis karena ada di tengah-tengah benua Eropa, Afrika dan Asia.

"Belum lagi adanya cadangan minyak di sana yang jadi rebutan," kata dia, Kamis (23/4).

Sukamta menuturkan gejolak di Timur Tengah selama ini cukup menentukan konstelasi global. Sehingga narasi baru yang dibutuhkan sekarang adalah komitmen konkret untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina di Timur Tengah, tidak hanya sekadar perdamaian.

''Selain itu, narasi baru kita juga adalah memberi alternatif baru kepada masyarakat dunia atas persoalan-persoalan pembangunan,'' jelasnya.

Menurut Sukamta, kiblat pembangunan sekarang tidak selalu dari Barat. Saat ini sudah mulai tumbuh sistem ekonomi atau keuangan syariah yang bisa menjadi alternatif.

"Kita ingin di zaman baru ini, melalui KAA ke-60, lahir narasi baru dari bangsa-bangsa Asia-Afrika sebagai alternatif untuk menjawab tantangan global,” ungkap Sukamta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement