REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan isu kemerdekaan Palestina harus terus disuarakan oleh negara-negara Asia Afrika bahkan setelah berakhirnya peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA).
"Saya kira output untuk Palestina merdeka harus kita suarakan bersama. Oleh karena itu harus ada usaha bersama dari Asia-Afrika dan negara lain agar kemerdekaan Palestina jelas," katanya di Jakarta, Kamis (23/4).
Fadli mengatakan isu kemerdekaan Palestina telah menjadi pembahasan sejak Konferensi Asia Afrika tahun 1955 dan masalah itu harus menjadi perhatian serius hingga ada solusi konkrit dari pihak-pihak yang bertikai.
"Ini adalah isu yang harus selalu kita gaungkan karena memang belum selesai dan ini sejalan dengan apa yang diharapkan pemerintah kita. Apalagi negara Asia-Afrika tahun 1955 semangatnya juga melawan kolonialisme dari negara manapun," ujarnya.
Meskipun negara-negara Asia-Afrika terus bersuara tentang kemerdekaan Palestina, Fadli mengharapkan persaingan internal yang merugikan kondisi sosial politik di Palestina harus cepat ditemukan juga solusinya.
"Sebagian negara Asia-Afrika sudah proaktif kepada isu Palestina, tapi di Palestina sendiri fraksi-fraksi yang bertikai seharusnya bersatu, jangan sampai mereka sendiri bertikai dan mudah dipecah belah," ujar politiKUS Partai Gerindra itu.
Fadli juga menyambut baik pembentukan Kedutaan Besar atau Konsulat Jenderal Indonesia di Ramallah karena dinilai dapat membuat dukungan atas kemerdekaan Palestina menjadi lebih pasti.
"Kalau benar, ini menjadi berita yang bagus. Di Yerusalem mungkin sulit, kalau di Ramallah lebih memungkinkan. Ini bisa menjadi pintu masuk akan adanya dukungan yang lebih konkrit kepada Palestina," katanya.